Jakarta (ANTARA) - Real Madrid merebut gelar juara Liga Spanyol (La Liga) ke-36 pada Sabtu (4/5) setelah musuh bebuyutan mereka, Barcelona kalah dari 2-4 dari Girona.

Los Blancos menyudahi perebutan gelar juara setelah menang 3-0 atas Cadiz sekaligus menyegel posisi puncak hingga akhir musim ini dengan perolehan 87 poin, unggul 13 poin dari Girona dan 14 poin dari Barcelona dengan empat laga tersisa.

Keberhasilan Real Madrid dalam meraih gelar La Liga keempat kalinya dalam 12 tahun terakhir dipengaruhi oleh lima faktor, berikut ulasannya sebagaimana diwartakan AFP pada Minggu dini hari WIB:

Bellingham

Pemain tengah Real Madrid asal Inggris Jude Bellingham (kanan) bersama David Alaba. ANTARA/AFP/Jorge Guerrero/aa.

Tidak ada yang mengira kalau Jude Bellingham yang baru didatangkan dari Borussia Dortmund pada awal musim ini, langsung memberikan pengaruh untuk permainan Real Madrid secara keseluruhan.

Gelandang serang asal Inggris itu langsung berkontribusi 10 gol dalam 10 pertandingan pertamanya bersama El Real. Meskipun berposisi sebagai pemain tengah, Bellingham ternyata memiliki pergerakan yang lincah dan mampu merangsek ke kotak penalti lawan untuk mencetak gol.

Kendati jumlah golnya menurun pada paruh kedua musim ini, Bellingham tetap menjadi pencetak gol terbanyak Los Blancos dengan 18 gol di La Liga.

Barcelona tidak optimal

Pelatih Barcelona Xavi Hernandez (kiri). ANTARA/AFP/Lluis Gene/aa.

Barcelona sudah berusaha bangkit pada musim ini, namun pasukan Xavi Hernandez itu kerap bermain tidak optimal pada laga-laga tertentu yang membuat mereka kehilangan poin untuk bersaing dengan Los Blancos.

Sektor pertahanan menjadi titik rapuh Barcelona karena telah kebobolan 43 kali sepanjang musim ini dengan lima kekalahan. Hal itu berbanding terbalik dengan kinerja Real Madrid yang baru satu kali menelan kekalahan dan hanya kebobolan 22 kali dari 34 laga.

Performa Barcelona sempat membaik pada awal tahun 2024, namun kurangnya pemain pelapis di skuad Blaugrana membuat mereka tidak dapat tampil prima saat jadwal padat di Liga Champions maupun liga domestik.

Mental juara

Bek Osasuna Spanyol #04 Unai Garcia menjegal penyerang Real Madrid Brasil #07 Vinicius Junior selama pertandingan sepak bola liga Spanyol antara CA Osasuna dan Real Madrid CF di stadion El Sadar di Pamplona pada 16 Maret 2024. ANTARA/AFP/Ander Gillenea/pri.

Real Madrid mampu membangun skuad dengan mental juara serta tidak gentar menghadapi lawan manapun. Pasukan Carlo Ancelotti itu juga mampu mengamankan kemenangan penting yang menentukan posisi mereka di klasemen liga.

Sebagai contoh, El Real mampu menang dua kali atas tim peringkat dua Girona. Pada El Clasico, Real Madrid juga mampu mengalahkan Barcelona 2-1 lewat gol penentu yang dicetak Jude Bellingham.

Ancelotti juga mampu mempertahankan hasil imbang demi mendapatkan satu poin saat timnya sedang bermain buruk.

“Untuk memenangkan liga, ada pertandingan yang tidak bisa Anda menangkan, tapi Anda juga tidak boleh kalah,” kata Ancelotti.

Pertahanan kuat

Bek tengah Real Madrid Antonio Rudiger saat akhir pertandingan Liga Spanyol antara Real Madrid CF dan RCD Mallorca di Stadion Santiago Bernabeu, Madrid, Spanyol, Rabu (3/1/2024). ANTARA/AFP/Pierre-Philippe Marcou/am.

Antonio Rudiger, Dani Carvajal dan Aurelien Tchouameni menjadi dinding kokoh yang sulit ditembus setiap lawan Real Madrid.

Mereka hanya kebobolan 22 kali dan menelan satu kekalahan sepanjang musim ini kendati ditinggal pemain bertahan utama, antara lain kiper Thibaut Courtois, Eder Militao dan David Alaba.

Selain itu, beberapa pemain Madrid memiliki keunggulan bisa berpindah posisi dari gelandang menjadi pemain bertahan seperti yang dilakukan Lucas Vazquez dan Aurelien Tchouameni.

Taktik Ancelotti

Arsip foto - Carlo Ancelotti mengangkat trofi Liga Champions saat ia menjuarainya bersama Real Madrid untuk musim 2013/14 di Stadion da Luz, Lisabon, Portugal, pada 24 Mei 2014. ANTARA/AFP/Franck Fife/aa.

Taktik yang diterapkan Ancelotti diyakini menjadi faktor kunci kesuksesan Real Madrid musim ini.

Berbekal pengalamannya mengasuh banyak tim besar di Eropa, Ancelotti mampu mengoptimalkan potensi sejumlah pemain muda dengan formasi 4-3-1-2.

Don Carlo menempatkan sepasang penyerang Brasil, Vinicius dan Rodrygo, di lini terdepan. Sementara Jude Bellingham beroperasi secara bebas dari lini tengah hingga ke kotak penalti tim lawan.

Secara perlahan, Ancelotti juga mulai mengorbitkan Brahim Diaz dan Arda Guler untuk menggantikan para pemain senior seperti Luca Modric dan Toni Kroos.


Baca juga: Real Madrid juara LaLiga 2023/24 setelah Barcelona kalah dari Girona


Baca juga: Real Madrid semakin dekat gelar juara liga usai kalahkan Cadiz 3-0

Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024