Hingga Selasa sore banjir masih menggenangi jalan dan persawahan di Desa Jeruk Gulung, Gading, Sogo, Balerejo, Garon, Kedungjati, dan Gelonggong.
Petugas Taruna Siaga Bencana (Tagana) setempat, Sudarno, mengatakan, ketinggian air bervariasi, mulai setengah meter hingga satu meter di beberapa titik. Namun, air sudah mulai surut.
"Sebelumnya air sempat masuk rumah. Total rumah yang terendam ada puluhan lebih. Namun tidak begitu parah jadi tidak ada warga yang kami ungsikan," kata Sudarno kepada wartawan.
Meski air telah surut, ia mengimbau kepada warga untuk waspada jika banjir kembali melanda. Hal itu karena curah hujan masih tinggi selama beberapa bulan ke depan.
Sementara seorang warga Desa Jeruk Gulung, Ainudin, mengaku air mulai masuk rumah warga pada Selasa (10/12) pagi selepas subuh. Beruntung pada siang hari berangsur surut.
"Banjir ini sudah hampir setiap tahun terjadi. Apalagi informasinya ada tangkis yang jebol akibat tidak kuat menahan banyaknya air sungai Bengawan Madiun," kata Ainudin.
Meski banjir tinggal menyisakan genangan, warga mengaku cukup terganggu. Sejumlah warga Desa Sogo terpaksa harus melalui jalur yang lebih jauh jika hendak keluar dari desanya.
Selain itu, ratusan hektare sawah di sejumlah desa di Kecamatan Balerejo juga masih tergenang air. Tanaman padi yang baru berumur sekitar tujuh hari rusak akibat terendam banjir.
Kecamatan Balerejo merupakan salah satu daerah di Kabupaten Madiun yang rawan banjir saat musim hujan terjadi. Selain itu, juga terdapat Kecamatan Sawahan dan Madiun yang juga rawan banjir sebab wilayahnya berada di bantaran Sungai Bengawan Madiun.
Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013