mereka tak punya pemain berorientasi defensif dalam skuadnya"
London (ANTARA News) - Kekalahan di kandang yang dialami Manchester United dari Newcastle United lalu membuat MU tertinggal 13 poin di belakang pemimpin klasemen Liga Premier Arsenal dan sang juara bertahan pun terancam tak bisa masuk zona Liga Champions musim depan.
Ditambah kekalahan dari Everton di Old Trafford empat hari sebelum dijungkalkan Newcastle, juara liga Inggris 20 kali itu kini menelan dua kekalahan kandang berturut-turut yang pertama sejak 2002.
Mengapa MU anjlok meluncur secepat itu? Berikut lima faktor yang membuat MU terjun sejak David Moyes menggantikan Alex Ferguson sebagai manajer tim bulan Juli lalu, dikutip dari AFP.
1. Krisis di lapangan tengah
United tidak lagi memiliki jenderal lapangan tengah sehebat Roy Keane dan kekurangan opsi MU di sektor ini diperparah oleh cederanya Michael Carrick. Moyes telah mencoba dua kemitraan berbeda di tengah dalam dua laga terakhir United.
Keduanya adalah saat memasangkan Marouane Fellaini dan Ryan Giggs ketika kalah melawan Everton, memasangkan Phil Jones dan Tom Cleverley saat tunduk 0-1 dari Newcastle.
Kedua formasi ini tak berhasil. Faktor usia pada Giggs membuat pemain ini mesti dikelola hati-hati, sedangkan Fellaini masih menyesuaikan diri setelah baru bergabung dari Everton, sementara Jones atau Cleverley bukan spealis di sektor ini.
Mantan punggawa tim muda United Robbie Savage yang kini komentator sepakbola berkata,"Mereka telah kehilangan kemampuan (Carrick) dalam menguasai bola, dan mereka tak punya pemain berorientasi defensif dalam skuadnya."
2. Robin van Persie cedera
Mantan manajer Manchester City Roberto Mancini mengatakan Van Persie adalah faktor menentukan dalam perburuan gelar musim lalu karena 26 gol yang dilesakkan pemain Belanda ini telah mengantarkan United finish dengan selisih 11 poin bersih di puncak klasemen. Cedera selangkangan dan jari kaki yang diderita pemain ini membuat United ditahan Cardiff City dan Tottenham Hotspur, sebelum dikalahkan Everton. Dia memang turun kembali saat menghadapi Newcastle, namun tidak sepenuhnya dalam kondisi bugar.
Moyes mengakui Van Persie seharusnya digantikan pada 30 menit menjelang usai, namun United saat itu tertekan, ditambah tidak bisa bermainnya Wayne Rooney, sehingga mantan pemain Arsenal ini tetap dimainkan.
3. Gagal memperkuat skuad di penutupan musim
Kontrak Fellaini senilai 45 juta dolar AS dari Everton yang juga eks klub Moyes, adalah pembelian terbesar MU pada penutupan musim lalu. Ketika United gagal memberli para pemain seperti Leighton Baines, Cesc Fabregas, Thiago Alcantara dan Ander Herrera, para pesaingnya malah memperkuat diri.
Arsenal berubah kuat setelah mendatangkan Mesut Ozil dari Real Madrid seharga 42,4 juta pounsterling, sedangkan Chelsea, Tottenham Hotspur dan Manchester City masing-masing mengeluarkan minimal 50 juta dolar AS untuk membeli pemain-pemain baru, dan semua klub ini kini melampaui United.
4. Metode Moyes masih asing bagi pemain
Perselisihan di ruang ganti pemain tak pernah ditoleransi oleh Ferguson, namun kini Rio Ferdinand secara terbuka mempertanyakan metode kepelatihan Moyes dengan menyebut kebiasaan pria Skotlandia itu dalam menunggu sampai menit-menit terakhit sebelum mengumumkan susunan pemain inti (starting XI) telah menciptakan "energi kegugupan".
Moyes telah berjanji untuk tidak mengubah formula kemenangan Ferguson, tapi dia justru melakukan perubahan-perubahan besar dan yang mencolok adalah membentuk susunan pelatih yang benar-benar baru. Para pakar bola seperti mantan bek United Gary Neville menilai United kini menjadi terlalu bertahan, namun menjadi lebih rentan dalam set-piece atau penyelesaian akhir. Menurut dia, Moyes telah mempertegas bahwa klub ini sedang menuju transisi besar.
5. Old Traford tak lagi angker
Manajer West Bromwich Albion Steve Clarke mengatakan klubnya kini tidak lagi takut bertandang ke Old Trafford setelah mereka menang 2-1 September lalu di sana. Markas United itu kini kehilangan kemampuannya dalam mengintimidasi lawan.
Dulu sewaktu masih ditangani Ferguson ada ungkapkan tim-tim yang ceroboh mengungguli United harus siap menghadapi serangan brutal karena tuan rumah bernafsu menyamakan kedudukan, namun kini Newcastle menikmati kemenangan dengan relatif tenang (tanpa serangan brutal untuk menyamakan kedudukan itu).
"Biasanya ketika kami ketinggalan gol di Old Trafford, khususnya di (sisi) Stretford End, kami akan menjadikan tim-tim lain di bawah tekanan gencar," kata bek tengah Jonny Evans. "Namun karena hilangnya kepercayaan dan kreativitas, kami tak membuat tekanan gencar seperti itu. Sulit mencari alasan pasti di balik ini."
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013