Hal ini karena adanya bencana banjir di sentra produsen bawang merah di Jawa Tengah, sehingga memberi disrupsi stok di tingkat konsumen

Jakarta (ANTARA) - Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyebutkan program Gerakan Pangan Murah (GPM) untuk komoditas bawang merah menjadi komitmen kehadiran pemerintah dalam menyediakan dan menstabilkan harga pangan, yang terjangkau masyarakat.

"Sesuai arahan Bapak Kepala Badan Pangan Nasional, kita mengadakan GPM, khususnya bawang merah, dalam menyikapi harga yang dalam waktu dua minggu terakhir mengalami kenaikan cukup tinggi. Ini menjadi salah satu bentuk kehadiran pemerintah kepada masyarakat untuk memberikan bahan pangan pokok dengan harga yang lebih murah dan terjangkau," ujar Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Bapanas Maino Dwi Hartono dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.

Maino menyampaikan GPM sebagai salah satu instrumen stabilisasi pangan nasional secara berkelanjutan dilaksanakan pemerintah bersama segenap pemangku kepentingan di bidang pangan.

Dia mengatakan Bapanas bersama sejumlah pemangku kepentingan di bidang pangan mengadakan GPM bawang merah sejak 29 April hingga 8 Mei 2024 di 63 titik area Jakarta dan dua Pasar Mitra Tani Hortikultura (PMTH) guna meredam fluktuasi harga bawang merah pasca-Idul Fitri.

"Ini jadi kolaborasi Bapanas bersama Kementan, Pemprov Jakarta, BUMN, BUMD, beserta Champion Bawang Merah binaan Kementan," ujar Maino.

Dia menyebutkan selain bawang merah, GPM juga menyediakan kebutuhan pokok lainnya.

"Silakan masyarakat dapat mengunjungi GPM yang kami adakan. Ini masih sampai 8 Mei mendatang. Tentunya, selain bawang merah, masyarakat bisa juga membeli komoditas pangan lainnya seperti beras, telur ayam, cabai merah keriting, cabai rawit merah, hingga minyak goreng," tutur Maino.

Dijelaskan tren harga bawang merah dalam sepekan terakhir telah mengalami penurunan. Berdasarkan Panel Harga Pangan Bapanas per 29 April sampai 2 Mei 2024, rata-rata harga bawang merah nasional sebesar Rp50.830 per kg atau mengalami penurunan dibandingkan pekan sebelumnya yang Rp52.920 per kg.

Maino juga menyebutkan pada GPM, bawang merah yang disiapkan adalah varietas batu ijo yang dijual dengan harga Rp25.000 per kg, bima brebes Rp35.000 per kg, dan brebes super Rp40.000 per kg.

Lalu, bawang putih honan Rp19.000 per 0,5 kg dan kaiting Rp23.000 per 0,5 kg. Ada pula cabai merah keriting Rp28.000 per 0,5 kg, cabai rawit merah Rp18.000 per 0,5 kg, dan telur ayam Rp28.000 per kg.

Selain itu, beras Food Station (FS) Long Grain kemasan 5 kg Rp69.500, kemasan 4 kg Rp55.500, dan kemasan 2,5 kg Rp33.000.

Lalu gula kristal putih FS kemasan Rp17.000 per kg, tepung terigu Rp12.000 per kg, dan minyak goreng merek Kita Rp14.000.

Selanjutnya, beras SPHP kemasan 5 kg Rp58.000, beras premium merek Sukanassi kemasan 5 kg Rp72.000, minyak goreng merek Rizki Rp14.000, dan gula pasir merek Gulavit Rp17.000.

Untuk total omzet selama pelaksanaan GPM selama 29, 30 April, dan 2 Mei telah mencapai sekitar Rp363 juta.

Lebih lanjut, Maino mengatakan sebagaimana rilis Badan Pusat Statistik (BPS), pada inflasi April 2024, bawang merah mengalami tekanan inflasi yang tertinggi secara bulanan sampai di angka 30,75 persen dengan andil 0,14 persen.

"Hal ini karena adanya bencana banjir di sentra produsen bawang merah di Jawa Tengah, sehingga memberi disrupsi stok di tingkat konsumen," jelasnya.

Akan tetapi, tambah Maino, komoditas pangan strategis lainnya seperti cabai merah mengalami deflasi 26,29 persen, cabai rawit deflasi 12,82 persen, telur ayam deflasi 5,80 persen, dan beras deflasi 2,72 persen.

Baca juga: Pemkab Tanah Laut dan Probolinggo kerja sama penuhi bawang merah
Baca juga: BPS: Inflasi Jakarta pada April dipengaruhi harga bawang merah
Baca juga: DKI gencarkan gerakan pangan murah waspadai naiknya harga bawang merah

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2024