Serang (ANTARA News) - Ketua MPR Hidayat Nur Wahid menegaskan pemerintah Indonesia tidak pernah mengambil kebijakan untuk pengambilan sidik jari kepada anggota Pondok Pesantren (Ponpes) di Indonesia. Pengambilan sidik jari anggota Ponpes merupakan upaya tindakan teror terhadap umat Islam yang dikaitkan dengan terorisme, kata Hidayat Nur Wahid di Serang, Senin. "Ajaran Islam tidak pernah memunculkan upaya terorisme, justru umat Islam yang dijadikan korban teror pihak tertentu," kata Nur Wahid saat menghadiri milad salah satu Ponpes di Serang. Menurut dia, belum lama ini mencuat kabar pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan untuk mengambil sidik jari anggota Ponpes, karena diduganya ada anggota Ponpes yang terlibat dengan terorisme. "Saya segera menemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Kapolri Jenderal Sutanto, meminta segera menghentikan kebijakan tersebut, dengan alasan tidak yakin kebijakan yang demikian bisa mengatasi masalah terorisme," ujarnya. Kebijakan itu justru akan memunculkan upaya untuk saling menjatuhkan, kata Nur Wahid, seraya menambahkan Presiden pun segera menginstruksikan kepada Kapolri untuk tidak mengambil sidik jari anggota Ponpes. Nur Wahid mengatakan Presiden SBY hingga sekarang tidak pernah mengeluarkan kebijakan untuk mengambil sidik jari anggota Ponpes oleh pihak kepolisian. Ia berharap keberadaan Ponpes di Indonesia harus menjadi pusat pengembangan pendidikan, karena berdasarkan sejarah pendidikan Indonesia, lembaga pendidikan Islam pertama berdiri di Indonesia dibanding pendidikan umum. (*)
Copyright © ANTARA 2006