Jakarta (ANTARA) - Penulis novel “Laut Bercerita” asal Indonesia Leila S. Chudori hadir pada acara Malam Sastra yang diselenggarakan Balai Bahasa Indonesia-Australia Capital Territory (BBI-ACT) di Canberra, Australia pada Jumat (3/5).
Malam Sastra merupakan salah satu kegiatan rutin BBI-ACT yang menghadirkan penulis dan kritikus sastra dari dua negara, sekaligus upaya untuk mengenalkan sastra Indonesia kepada masyarakat Canberra.
“Hal yang istimewa dari Malam Sastra kali ini adalah kita kehadiran penulisnya langsung, sehingga kita bisa menggali lebih jauh bagaimana proses kreatif yang terjadi serta apa yang sebenarnya ingin disampaikan penulis kepada pembacanya”, kata Presiden BBI-ACT, Amrih Widodo dalam siaran pers KBRI Canberra di Jakarta, Sabtu.
Amrih mengatakan Malam Sastra kali ini membahas novel Indonesia, “Laut Bercerita”, untuk menunjukkan bagaimana fiksi memiliki kemampuan unik untuk menantang dan menginterogasi narasi sejarah yang dominan, yang kerap dibentuk oleh agenda pemerintah dan hegemoni budaya.
Dia juga menceritakan profil Leila yang disebutnya sudah produktif menulis karya sastra sejak remaja hingga melahirkan novel sejarah yang dapat memainkan peran penting dalam meningkatkan kesadaran tentang perspektif alternatif dan menampilkan suara-suara yang terpinggirkan.
Sementara itu, sang penulis Leila menceritakan tentang ide dan proses riset di balik penggarapan novel “Laut Bercerita”.
“Dalam menulis novel ini, saya bertindak sebagai aktor, sutradara dan direktur sekaligus. Saya harus menyelami kepribadian para aktor dan pada saat yang sama saya juga harus mengatur jalannya cerita”, kata Leila.
Baca juga: KBRI gandeng pelajar untuk pemakaian Bahasa Indonesia di Australia
Leila mengaku ingin mengungkapkan sisi lain dari sebuah sejarah dengan cara menampilkan cerita fiksi, bagaimana kiat dalam menulis momen sejarah yang ditandai dengan kekerasan politik atau ketidakadilan sejarah.
Menurut dia, terkadang ada suatu masa saat sejarawan kesulitan menuliskan sejarah, entah karena tekanan penguasa atau memang karena sulitnya proses validasi rangkaian fakta-fakta.
Upaya untuk terus mempromosikan karya sastra Indonesia mendapat dukungan dari Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Canberra, Mukhamad Najib. Menurutnya, Indonesia memiliki khazanah sastra yang layak diketahui dunia.
BBI-ACT telah mengambil peran yang sangat penting dalam menjelaskan Indonesia kepada masyarakat Australia yang salah satunya melalui karya-karya sastra, katanya.
Najib juga menjelaskan KBRI Canberra sangat mendukung kehadiran sastrawan, sineas, maupun pelaku budaya lainnya untuk meramaikan Canberra dengan karya-karya Indonesia dan merasa optimis bahwa melalui Malam Sastra, Indonesia bukan hanya dikenal dari keindahan alam, keramahan warganya dan kelezatan kulinernya saja, namun juga melalui karya-karya sastra yang bernilai tinggi.
Malam Sastra itu dihadiri berbagai kalangan seperti mahasiswa, guru, dosen, pengamat dan penggiat sastra di Canberra.
Baca juga: KBRI Canberra luncurkan 'Kawan Ngobrol' untuk BIPA Australia
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2024