London (ANTARA) - Persatuan Penyiaran Eropa (EBU) menyatakan melarang bendera Palestina dan simbol-simbol pro-Palestina dalam ajang Eurovision Song Contest yang berlangsung pekan depan di Malmo, Swedia, menurut Anadolu, Jumat.

EBU selaku penyelenggara kontes lagu internasional yang telah digelar setiap tahunnya sejak 1956, kecuali ketika pandemi pada 2020, menyatakan bahwa mereka yang akan mencoba memasuki Malmo Arena dengan membawa bendera Palestina atau spanduk berisi pesan politik akan dihentikan dan atribut tersebut akan disingkirkan.

Pengumuman tersebut, seperti dilaporkan surat kabar Göteborgs-Posten, disampaikan di tengah meningkatnya ketegangan seputar partisipasi Israel dalam kompetisi lagu itu.

Kelompok-kelompok pro-Palestina dikabarkan akan menggelar protes besar-besaran di kota tuan rumah ajang itu bersamaan dengan kontes tersebut.

Juru bicara kepolisian Malmo, Nils Norling, mengatakan otoritas setempat memperkirakan 100.000 pendemo akan datang ke kota tersebut.

Lebih dari 20.000 juga akan datang dari berbagai negara di Eropa ke Malmo untuk memprotes keikutsertaan Israel dalam kompetisi musik itu.

Gerakan Palestine Network juga telah menggalang dukungan untuk melakukan demonstrasi dan aktivitas budaya lainnya di Malmo selama pekan Eurovision, lapor media penyiaran nasional SVT Nyheter.

"Kami merencanakan dua demonstrasi besar dan damai pada 9 dan 11 Mei di Malmo. Kami berharap banyak orang datang dari Denmark untuk berparstisipasi," kata Per-Olof Karlsson, salah satu penyelenggara unjuk rasa.

Ketika ditanya mengapa protes itu penting dilakukan, ia berkata: "Karena Israel harus dikeluarkan dari Eurovision seperti yang mereka lakukan terhadap Rusia."

Pasalnya, Israel telah menewaskan 34.600 warga Palestina di Gaza, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dalam serangannya ke daerah kantong Palestina itu sejak Oktober lalu.

Baca juga: Ratusan demonstran pro-Palestina ditangkap polisi New York

Sebagai solidaritas dengan warga Palestina di Gaza dan sebagai bagian dari protes, acara musik tandingan bernama Falastinvision akan digelar pada hari terakhir Eurovision Song Contest pada 11 Mei di Malmo.

Sejumlah artis dari Swedia dan negara Eropa lainnya akan berpartisipasi untuk menunjukkan dukungan mereka bagi warga Palestina.

Otoritas setempat telah meminta peningkatan keamanan termasuk melengkapi polisi dengan senapan mesin ringan dan bala bantuan dari Denmark dan Norwegia.

Malmo, kota terbesar ketiga di Swedia, adalah rumah bagi sekitar 360.000 orang yang berasal dari 186 negara, termasuk sebagian besar penduduk Palestina dan Muslim.

Pada 2022 Rusia dilarang mengikuti Eurovision yang diadakan di Turin, Italia, setelah negara tetangganya, Finlandia mengancam akan menarik wakil mereka kecuali jika negara tersebut dilarang karena tindakan Moskow menginvasi Ukraina.

EBU selaku penyelenggara bahkan melarang Rusia ikut ajang-ajang berikutnya.

Kemudian Islandia disanksi oleh EBU setelah wakilnya Hatari mengibarkan bendera Palestina selama penampilannya ketika kontes itu digelar di Israel pada 2019.

Pada Desember, dewan Masyarakat Penulis dan Komposer Islandia (FTT) secara terbuka meminta lembaga penyiaran publik Islandia RUV untuk tidak ambil bagian dalam kontes lagu tersebut "kecuali jika Israel ditolak berpartisipasi dengan alasan yangs ama seperti Rusia pada kompetisi terakhir."

"Kita semua mempunyai kewajiban untuk mengambil sikap menentang perang dan pembunuhan warga sipil dan anak-anak yang tidak bersalah," kata Direktur Jenderal FTT Stefan Eiriksson dalam surat terbukanya kepada RUV.

Final kontes Eurovision 2024 akan berlangsung pada 11 Mei menyusul kemenangan Swedia pada edisi 2023 dengan lagi Tatoo karya Loreen.

Baca juga: Media Swedia perkirakan aksi protes Israel ikuti Eurovision

Baca juga: Grand Final Eurovision tidak ditayangkan karena partisipasi Israel

Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2024