Jakarta (ANTARA) - Organisasi Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayaan PBB (UNESCO) menganugerahkan Penghargaan Kebebasan Pers Dunia UNESCO/Guillermo Cano kepada jurnalis Palestina yang meliput konflik di Gaza berdasarkan rekomendasi juri internasional yang terdiri atas para profesional media.
Upacara penghargaan tersebut berlangsung di sela-sela Konferensi Kebebasan Pers Dunia di Santiago, Chile,pada Kamis (2/5).
“Di masa kegelapan dan keputusasaan ini, kami ingin menyampaikan pesan solidaritas dan pengakuan yang kuat kepada para jurnalis Palestina yang meliput krisis ini dalam keadaan yang begitu dramatis. Sebagai umat manusia, kita berhutang besar atas keberanian dan komitmen mereka terhadap kebebasan berekspresi,” kata Ketua Juri Internasional Mauricio Weibel dalam siaran pers UNESCO di Jakarta, Jumat.
Direktur Jenderal UNESCO, Audrey Azoulay mengatakan setiap tahun UNESCO/Guillermo Cano Prize memberikan penghargaan atas keberanian para jurnalis yang menghadapi keadaan yang sulit dan berbahaya.
"Sekali lagi pada tahun ini, penghargaan ini mengingatkan kita akan pentingnya tindakan kolektif untuk memastikan bahwa para jurnalis di seluruh dunia dapat terus melakukan pekerjaan penting mereka dalam memberikan informasi dan melakukan investigasi", kata Azoulay.
Konflik yang masih berlangsung di Gaza memiliki konsekuensi yang serius bagi para jurnalis. Sejak 7 Oktober 2023, UNESCO mengecam sekaligus menyesalkan kematian 26 jurnalis dan pekerja media dalam bertugas. UNESCO saat ini sedang meninjau puluhan kasus lainnya berdasarkan informasi mitra LSM internasional.
UNESCO mendukung jurnalis yang meliput di zona konflik dan krisis serta mendistribusikan perlengkapan esensial kepada para jurnalis di Gaza. Badan PBB itu juga menyediakan ruang kerja yang aman dan dana darurat bagi para jurnalis di Ukraina dan Sudan, menurut pernyataan.
Selain itu, UNESCO juga memberikan perlengkapan pelindung dan pelatihan kepada jurnalis di Haiti dan mendukung media independen di Afghanistan.
Secara lebih luas, UNESCO juga mempromosikan keselamatan jurnalis melalui peningkatan kesadaran global, pelatihan dan mengkoordinasikan implementasi Rencana Aksi PBB tentang Keselamatan Jurnalis dan Isu Impunitas.
Penghargaan Kebebasan Pers Dunia UNESCO/Guillermo Cano didirikan pada 1997 dan digelar setiap tahun untuk mengapresiasi kontribusi yang luar biasa dalam pembelaan atau promosi kebebasan pers di mana pun di seluruh dunia, terutama ketika dalam menghadapi bahaya. Ini adalah satu-satunya penghargaan yang diberikan kepada jurnalis dalam sistem PBB.
Penghargaan tersebut dinamai dari Guillermo Cano Isaza, jurnalis Kolombia yang dibunuh di depan kantor surat kabar-nya El Espectador, di Bogotá, Kolombia, pada 17 Desember 1986.
Penghargaan itu didanai Yayasan Guillermo Cano Isaza (Kolombia), Yayasan Helsingin Sanomat (Finlandia), Namibia Media Trust, Yayasan Demokrasi & Media Stitching Democratie & Media (Belanda) dan Thomson Reuters Foundation.
Baca juga: UNESCO terbitkan laporan soroti risiko yang dihadapi wartawan
Baca juga: Paus Fransiskus bela kebebasan pers, hormati wartawan yang gugur
Baca juga: UNESCO: Jurnalis perempuan kerap hadapi serangan ganda
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024