Jakarta (ANTARA News) - Amir Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), Ustadz Abu Bakar Ba`asyir, meluncurkan buku "Catatan dari Penjara", yang ditulisnya selama mendekam dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cipinang, Jakarta."Buku ini hasil corat-coret selama saya kuliah di Cipinang," kata Ba`asyir saat peluncuran dan bedah buku "Catatan dari Penjara - Untuk Mengamalkan dan Menegakkan Dinul Islam" di Masjid Al-Azhar Jaka Permai, Bekasi, Minggu.Dalam acara yang dihadiri ribuan jamaah tersebut, Baasyir mengatakan, ada dua persoalan yang diangkat dalam buku itu, yaitu metode mengamalkan dan menegakkan Islam menurut tuntunan Allah SWT.Menurut dia, misi yang ingin disampaikan dalam buku ini adalah untuk menjelaskan bahwa din atau dinul Islam tidak bisa dipadankan dengan kata agama yang berarti ritual.Din, katanya, lebih cocok diartikan sebagai tatanan atau aturan hidup berdasarkan kebenaran yang mutlak.Dinul Islam, lanjutnya, harus diamalkan secara bersih, tidak dicampur dengan dinul nas atau tatanan hidup yang dibuat manusia.Menurut dia, akidah harus bersih dari kemusyrikan, semisal demokrasi.Dalam demokrasi, dalam penilaian Ba'asyir yang dituduh terlibat dalam aksi teroris dan pemalsuan dokumen keimigrasian, kedaulatan atau kekuasaan penuh berada di tangan rakyat. Padahal, tegasnya, kedaulatan tersebut seharusnya dikontrol oleh Allah SWT.Misi kedua dalam bukunya yang ingin disampaikan, kata Ba'asyir, adalah dinul Islam harus diamalkan secara menyeluruh, karena jika ada satu hal yang dilupakan, apalagi sengaja ditinggalkan, maka semua akan hancur."Untuk mengamalkan dinul Islam secara menyeluruh, harus ada kekuatan politik, karena Islam tidak lepas dari pemerintahan," ujarnya.Ia mencontohkan, sewaktu Nabi Muhammad SAW meninggal dunia, hal pertama yang diurus adalah mencari pengganti nabi sebagai khalifah.Tanpa kepentingan politik, ujarnya, umat Islam akan bercerai-berai.Misi terakhir yang juga ingin disampaikan Ba'asyir dalam bukunya itu adalah menyebarkan Islam melalui dakwah, dan menegakkannya di jalur kekuasaan yang diraih secara berjihad. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006