PBB, New York (ANTARA) - Pembangunan manusia di Gaza berpotensi mengalami kemunduran hingga 44 tahun jika perang saat ini berlanjut selama sembilan bulan, demikian diperingatkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui sebuah laporan.
Dalam laporan yang dirilis pada Kamis (2/5), Program Pembangunan PBB (UNDP) dan Komisi Ekonomi dan Sosial untuk Asia Barat (ESCWA) memperkirakan bahwa dalam enam bulan perang, Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index/HDI) di Gaza akan turun menjadi 0,598.
Artinya, terjadi kemunduran pembangunan manusia ke tingkat yang setara dengan 33 tahun yang lalu. Dalam tujuh bulan, HDI di Gaza akan terus turun menjadi 0,582, mengakibatkan kemunduran 37 tahun dalam perkembangan manusia.
Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang telah dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke tingkat yang sama seperti pada 1980.
Bagi Palestina secara keseluruhan, dalam enam bulan, pembangunan manusia akan mengalami kemunduran hingga 17 tahun. Setelah sembilan bulan, kemajuan yang telah dicapai selama lebih dari 20 tahun akan musnah, papar laporan tersebut.
Seiring perang mendekati bulan ketujuh, tingkat kemiskinan di Palestina diproyeksikan mencapai 58,4 persen, hingga sehingga menyebabkan hampir 1,74 juta orang lagi jatuh ke dalam kemiskinan.
Produk Domestik Bruto (PDB) Palestina akan anjlok 26,9 persen. Persentase itu mewakili kerugian sebesar 7,1 miliar dolar AS dari angka dasar sebelum perang pada 2023.
Jika perang berlanjut selama sembilan bulan, kemiskinan diperkirakan akan mencapai 60,7 persen, yakni 2,25 kali lipat dari level sebelum perang, sehingga mendorong lebih dari 1,86 juta orang lagi masuk ke dalam garis kemiskinan.
Pengangguran di seluruh Palestina berpotensi mencapai 46,7 persen setelah tujuh bulan perang, lebih tinggi dibandingkan dengan 25,7 persen sebelum perang.
Sebelum perang, Gaza sudah bergulat dengan tingkat pengangguran sebesar 45 persen, dan pengangguran kaum muda hampir mencapai 60 persen.
Laporan UNDP-ESCWA itu merupakan pembaruan dari penilaian cepat awal bersama yang dirilis pada November 2023.
Pewarta: Xinhua
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2024