Buku setebal 208 halaman yang diterbitkan PBNU tersebut ditulis intelektual NU yang juga menjabat Wakil Sekretaris Jenderal PBNU, Abdul Muin DZ, dengan editor Enceng Shobirin dan Adnan Anwar.
Menurut Munin, penulisan buku itu penting dilakukan karena banyak kelompok yang melakukan pembelaan terhadap PKI dan menyalahkan NU serta TNI.
"Mereka tidak mau tahu bahwa saat itu terjadi perang saudara, maka tidak ada pelaku tunggal atau korban tunggal. Baik NU maupun PKI sama-sama pelaku pertempuran dan sama-sama menjadi korban dalam pertempuran itu," kata Munin.
Yang memprihatinkan, saat ini banyak kalangan NU, terutama generasi mudanya, yang tidak lagi mengenal sejarah NU sehingga mengikuti cara berpikir orang lain, baik akademi maupun politisi, yang memojokkan NU terkait tragedi 1965.
"Tidak hanya tidak bisa membela NU, tetapi malah menyalahkan diri sendiri, menyalahkan para ulama NU," ucap Munim.
Berbeda dari buku-buku lain, di dalam buku "Benturan NU-PKI" terpampang tulisan "Buku Ini Tidak Dilindungi Hak Cipta, siapa saja boleh mengutip dan menggandakan buku ini sebagian atau keseluruhan serta menyebarkannya tanpa harus seizin penulis atau penerbit".
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013