... investor juga berhati-hati... melihat keseriusan pemerintah mengatasi perlambatan ekonomi, inflasi, defisit neraca perdagangan... "
Jakarta (ANTARA News) - Mata uang rupiah yang ditransaksikan antarbank, di Jakarta, Senin pagi, menguat terhadap dolar Amerika Serikat sebesar 84 poin menjadi Rp11.910 dibanding posisi sebelumnya (6/12), Rp11.994 per dolar Amerika Serikat, setelah data ekonomi China menunjukkan perbaikan.
Analis Monex Investindo Futures, Zulfirman Basir, di Jakarta, Senin mengatakan, penguatan rupiah salah satunya didorong data ekonomi China yang membaik sehingga dapat memberikan harapan stabilnya perekonomian negara di Asia.
"Ini dapat memberikan sentimen positif mengingat perbaikan ekonomi China dapat menimbulkan harapan perbaikan neraca perdagangan Indonesia. China satu mitra dagang utama Indonesia," katanya.
Meski demikian, lanjut dia, rupiah masih khawatir dengan potensi pengurangan stimulus Federal Reserve dalam waktu dekat paska publikasi data tenaga kerja Amerika Serikat yang membaik.
"Selain itu, investor juga berhati-hati menanti pengumuman paket kebijakan ekonomi Indonesia untuk melihat keseriusan pemerintah mengatasi perlambatan ekonomi, inflasi, defisit neraca perdagangan," katanya.
Ia memproyeksikan pergerakan rupiah di pasar uang mungkin diperdagangkan di kisaran Rp11.870-Rp12.070 untuk hari ini.
Sementara itu, analis Platon Niaga Berjangka, Lukman Leong, mengatakan, jika nilai tukar rupiah tidak dapat bertahan dalam area positif pada Desember ini maka diperkirakan pada tahun depan koreksinya dapat lebih dalam.
"Kalau rupiah tidak segera menguat dalam bulan ini, maka untuk menjaga kestabilan nilai tukar domestik tahun depan akan lebih berat karena isu tappering bisa semakin kuat," katanya.
Menurut dia, level rupiah di Rp12.000 per dolar Amerika Serikat kemungkinan masih bisa diterima pasar dengan sejumlah resiko ikutan.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013