Kupang (ANTARA) - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mencatat jumlah gempa hembusan pada Gunung Api Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) cenderung mengalami peningkatan pada periode pengamatan 23-30 April 2024.
"Secara umum jumlah gempa menunjukkan penurunan, kecuali gempa-gempa hembusan yang meningkat serta mendominasi rekaman kegempaan," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Hendra Gunawan dalam keterangan resmi yang diterima di Kupang, Kamis malam.
Berdasarkan pengamatan periode 23 hingga 30 April 2024, Badan Geologi mencatat masih tingginya aktivitas erupsi dan hembusan asap, namun menunjukkan kecenderungan menurun bila dibandingkan dengan hasil pengamatan periode 16-22 April 2024.
Baca juga: 348 kali gempa hembusan terjadi di puncak gunung Ile Lewotolok
Hendra mengatakan gempa hembusan mengalami peningkatan, yakni 2.349 kali gempa hembusan dari 2.276 kali gempa hembusan pada periode sebelumnya.
Selain itu, terdapat 22 kali gempa vulkanik dangkal dan 90 kali gempa vulkanik dalam pada periode ini, yang mana meningkat dari 1 kali gempa vulkanik dangkal dan 9 kali gempa vulkanik dalam pada periode sebelumnya.
"Gempa vulkanik dangkal dan dalam masih terekam dan menunjukkan peningkatan cukup signifikan, ini mengindikasikan adanya peningkatan tekanan atau stres cukup signifikan pada tubuh Gunung Ile Lewotolok yang berkaitan dengan suplai fluida magmatik dangkal dan dalam," ucapnya.
Dengan analisis dan evaluasi yang menyeluruh, Badan Geologi masih mempertahankan tingkat aktivitas gunung tersebut pada level III atau Siaga.
Badan Geologi juga mengeluarkan rekomendasi agar masyarakat di sekitar Gunung Ile Lewotolok maupun pengunjung, pendaki, dan wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius 2 kilometer dari pusat aktivitas gunung.
Baca juga: PVMBG sebut aktivitas gempa di Gunung Ile Lewotolok alami peningkatan
Baca juga: Badan Geologi ingatkan warga tidak beraktivitas dekat Ile Lewotolok
Selain itu, masyarakat Desa Lamatokan dan Desa Jontona diingatkan agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya guguran, longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak atau kawah Gunung Ile Lewotolok.
Badan Geologi juga merekomendasikan agar masyarakat Desa Jontona dan Desa Todonara agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas dalam wilayah sektoral selatan dan tenggara sejauh 3 km dari pusat aktivitas gunung.
"Selain itu, juga mewaspadai potensi ancaman bahaya guguran, longsoran lava, dan awan panas dari bagian selatan dan tenggara puncak atau kawah Gunung Ile Lewotolok," ujar Hendra.
Pewarta: Fransiska Mariana Nuka
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2024