Cianjur (ANTARA News) - Tiga hektare areal pesawahan di Kampung Sawah Tamiang, Desa Sukasirna, Kecamatan Campakamulya, Cianjur, Jabar, hancur akibat tanah longsor.
Selain itu, depalan rumah milik warga sekitar terancam ambruk, namun hingga saat hari ini belum ada penanganan serius dari instansi terkait, meskipun pihak BPBD Cianjur sempat meninjau lokasi.
Informasi dihimpun, Minggu, peristiwa longsor dan pergerakan tanah terus terjadi sejak satu pekan terakhir karena intensitas hujan yang turun setiap hari dan cukup deras, sehingga longsoran dan ppergerakan tanah terus terjadi hingga menutup areal pesawahan dan rumah penduduk.
"Senin lalu hujan deras dari siang sampai malam, tanah amblas di areal pesawahan terus terjadi, sampai Minggu, kerusakan sawah sudah tiga hektare dan delapan rumah warga dihantam longsor hingga nyaris ambruk," kata Engkos (30) warga Kampung Sawah Tamiang, Minggu.
Dia menjelaskan, tanaman padi banyak yang rusak sehingga petani tidak akan menikmati hasil panen ketiga tahun ini. Selain itu, areal pesawahan di Kampung Tamiang tidak dapat ditanami karena lahan rusak akibat pergerakan tanah.
"Dalam hitungan hari kedepan petani di wilayah ini seharusnya bisa menikmati panen, namun bencana datang hektaran sawah siap panen hancur tertutup longsor dan pergerakan tanah," tandasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Sukasirna Durahman menuturkan, bencana longsor di Kampung Tamiang terjadi sejak beberapa hari lalu, namun pada peristiwa pertama longsor tidak sebesar saat ini.
Longsor dan pergerakan tanah ungkap dia, terjadi seiring hujan yang turun dengan deras sejak satu pekan terakhir sehingga longsor dan pergerakan tanah terus meluas.
"Kami telah melaporkan hal tersebut ke kabupaten melalui kecamatan bahkan dari BPBD Cianjur, sudah ada yang datang ke lokasi ini, namun sudah satu ppekan penanganan yang serius belum ada realisasi," ucapnya.(*)
Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013