Walaupun, inti pesan dari aksi ini sebenarnya lebih pada gerakan moral pentingnya memperhatikan kaum penyandang cacat ini. Terutama, buat pemerintah melalui aneka kebijakannya yang ramah dan pro kepada kaum difabel,"
Jakarta (ANTARA News) - Seorang difabel atau penyandang cacat asal Solo, Jateng, Sabar Gorky batal melakukan aksi panjat Monas Jakarta, Minggu (8/12).
Namun bersama kaum difabel lainnya dari berbagai daerah, Sabar Gorky menggelar Deklarasi Monas Kaum Difabel Indonesia, setelah persiapan matang untuk memanjat Mona situ akhirnya dibatalkan karena alas an teknis dari pihak panitia.
Isi deklarasi "Kami Kaum Difabel Indonesia. Dengan Ini Menuntut Terwujudnya Indoneia Tanpa Diskriminasi. Hal-hal Mengenai Kebijakan dan Penyediaan Kemudahan terhadap Kaum Difabel, Diselenggarakan dengan Cara Seksama dan Dalam Tempo yang Sesingkat-singkatnya".
Sabar dalam keterangan persnya menegaskan, melalui aksi panjat Monas dan deklarasi kaum difabel itu sebenarnya ingin menyampaikan pesan baik kepada masyarakat maupun pemerintah untuk serius dan sungguh-sungguh memperjuangkan nasib para penyandang cacat.
Kalau soal memanjat Monas, kata Sabar, dirinya merasa tak ada masalah karena baik secara fisik maupun mental sudah sangat siap. Namun, yang tak kalah penting adalah pesan moral dari aksi dan deklarasi ini.
Oleh karena itu, lanjut Sabar, dirinya mengaku kecewa atas pembatalan itu. Namun, kekecewaannya itu tak akan sampai menghapus tekad bulat dirinya untuk tetap bisa memanjat Monas.
"Walaupun, inti pesan dari aksi ini sebenarnya lebih pada gerakan moral pentingnya memperhatikan kaum penyandang cacat ini. Terutama, buat pemerintah melalui aneka kebijakannya yang ramah dan pro kepada kaum difabel," katanya.
Sabar mengharapkan, ada kebijakan pemerintah yang memberi ruang yang ramah kepada kami seperti di negera-negara maju. Misalnya, adanya tempat khusus buat para difabel ini di pusat pertokoan, jalan umum, transportasi umum dan lain-lain.
Sementara itu, di tempat yang sama, Novriantoni Kahar dari Yayasan Denny JA untuk Indonesia Tanpa Diskriminasi (ITD) mengaku sengaja datang untuk mendukung penuh aksi yang dilakukan Sabar Gorky dan kawan-kawan.
Novri mengakui tidak semua para penyandang cacat itu memiliki kemampuan dan kelebihan yang sama seperti Sabar, misalnya, mampu menaklukan gunung-gunung tertinggi dunia.
Karena itulah, aksi panjat Monas dan Deklarasi ini menjadi sangat penting untuk menggugah hati pemerintah khususnya dalam memberikan perhatian serius kepada mereka.
Sedangkan, Promotor tim Ekspedisi Rakyat Merdeka (ERM) Teguh Santosa mengatakan pendakian Tugu Monumen Nasional oleh atlit panjat dinding kelas dunia Sabar Gorky ditunda karena ada masalah teknis.
"Kami sangat berterima kasih kawan-kawan sudah datang, namun dengan sangat menyesal pendakian tugu Monas oleh Sabar Gorky ditunda karena ada masalah mteknis dan akan diselenggarakan dalam waktu sesingkat-singkatnya," ujarnya.(*)
Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013