Dengan keberadaan ruang publik ketahanan iklim ini, Samarinda akan terus berkembang sebagai kota yang tangguh dan adaptif terhadap perubahan cuaca
Samarinda (ANTARA) - Wali Kota Samarinda Andi Harun melakukan peletakan batu pertama untuk proyek Embracing The Sun Project, sebuah ruang terbuka publik yang dirancang untuk meningkatkan ketahanan iklim di Kota Tepian.
"Kunjungan ke Singapura beberapa waktu lalu memberikan perspektif baru tentang bagaimana negara tersebut telah mengantisipasi perubahan iklim dengan penelitian dan infrastruktur yang inovatif," kata Andi Harun di Samarinda, Kalimantan Timur, Kamis.
Dalam peletakan batu pertama itu, Wali Kota Andi Harun tidak hanya membahas tentang pentingnya proyek tersebut, tetapi juga berbagi pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh dari narasumber berkelas, termasuk mantan Perdana Menteri Singapura.
"Kita harus menghargai temuan riset yang menunjukkan penurunan permukaan tanah dan kenaikan permukaan air laut yang signifikan," ujarnya.
Baca juga: KLHK dukung lulusan teknik lingkungan ambil sertifikasi insinyur
Di Singapura, imbuh Andi Harun, mereka telah menurunkan fondasi bangunan sekitar empat meter ke bawah dan meningkatkan dengan teknologi canggih, mengingat pentingnya mitigasi dan adaptasi dalam desain kota.
"Desain arsitektur masa depan harus mencari solusi yang memungkinkan penduduk agar tetap hidup di lingkungannya tanpa isolasi," katanya.
Baca juga: Mendes: SDGs Desa berperan dorong desa tanggap perubahan iklim
Wali kota juga menyampaikan bahwa saat ini, bukan hanya bagian dari program, tetapi telah menjadi bagian dari Samarinda.
"Kita harus memiliki kesadaran bersama terhadap ancaman lingkungan yang kita hadapi. Ini jauh lebih serius daripada hiruk pikuk politik," kata Andi Harun.
Andi Harun jua mengajak semua pemimpin daerah yang diberi amanah untuk memimpin wilayahnya dengan bijak dan responsif terhadap isu lingkungan.
Ia optimistis ruang publik ini akan mendorong lebih banyak inovasi dan kolaborasi untuk menciptakan kota yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Baca juga: Ilmuwan: Hujan deras di kawasan Teluk mungkin dipicu perubahan iklim
Pewarta: Ahmad Rifandi
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024