Semarang (ANTARA News) - Juara dunia kelas ringan IBO Daud Yordan mengaku sempat kesulitan melancarkan pukulan saat menghadapi petinju Afrika Selatan Sipho "Tsunami" Taliwe di Perth, Australia, Jumat malam lalu.
"Terus terang saya sempat kesulitan melancarkan pukulan melawan dia karena tampaknya dia mengubah taktik dan strategi setelah melihat gaya bertarung saya," kata Daud setibanya di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta, Sabtu malam.
Dia engira gaya bertarung Shipo sama dengannya. "Sebenarnya saya sudah senang karena gaya bertarung saya sama dengan dia tetapi ternyata lawan mengubah gaya bertarungnya," katanya.
Menurut petinju dengan rekor 32 menang (23 KO) dan tiga kali kalah itu, ketika lawan memukul dia kemudian langsung merangkuinya sehingga kesulitan melancarkan pukulan.
Kondisi tersebut terjadi mulai ronde pertama hingga keempat tetapi setelah itu lawan mulai terbawa dengan permainan Daud.
"Mulai ronde kelima saya mulai leluasa melancarkan pukulan meskipun kadang-kadang lawan membuat alibi seperti saat pukulan saya mengenai bagian bawah lawan sehingga terpaksa wasit mengnetikan pertarungan itu beberapa saat," katanya.
Petinju Sasana Kayong Utara Kalimantan Barat tersebut menjelaskan sebenarnya berdasarkan aturan kalau pukulan itu masih mengenai ban celana masih diperbolehkan kecuali kalau pukulan itu mengenai pelindung celana di bawah pinggangnya.
"Sebenarnya pukulan saya masih bisa dibolehkan tetapi karena wasit melihat kondisi lawan akhirnya pertarungan dihentikan beberapa waktu," katanya.
Petinju kelahiran Sukadana Kalimantan Barat 10 Juni 1987 ini berhasil mempertahankan gelar juara dunia kelas ringan (61,2 kilogram) setelah menang angka atas petinju Afrika Selatan Sipho Taliwe (113-114, 117-110,116-111).
"Petinju Afrika itu memang lawan yang cukup berat bagi saya tetapi saya bersyukur bisa mempertahankan gelar untuk yang pertama kali ini," katanya.
Ketika ditanya soal kunci kemenangannya itu, dia menjawab karena dia menjalankan instruksi pelatih dengan baik dan disiplin dalam menjaga pukulan serta tidak larut dalam gaya bertarung lawan yang cenderung merapatkan badan ketika sudah bisa melancarkan pukulan.
"Saya disiplin dalam menjaga pukulan dan menjalankan instruksi dari pelatih sehingga bisa membuahkan hasil yang baik," kata petinju yang merebut gelar juara dunia kelas ringan IBO ketika mengalahkan Daniel Eduardo Brizuela di Australia, 6 Juli 2013 tersebut.
Pewarta: Hernawan Wahyudono
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013