Teheran (ANTARA News) - Satu tim pemeriksa Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) tiba di Teheran hari ini untuk mengunjungi reaktor air berat Arak di Iran, demikian laporan stasiun TV negara, IRIB, seperti dikutip Xinhua.

Berdasarkan Kerangka Kerja bagi Kerja Sama dengan Iran, yang ditandatangani 11 November di Teheran, Iran dan IAEA sepakat "untuk memperkuat kerja sama dan dialog mereka dengan tujuan menjamin sifat damai secara eksklusif program nuklir Iran melalui penyelesaian semua masalah yang mengganjal", kata Direktur Jenderal IAEA Yukiya Amano sebelumnya.

Satu surat yang dikirim kepada Amano dari Wakil Tinggi Uni Eropa Catherine Ashton atas nama kelompok P5+1, berkaitan dengan Rencana Aksi Gabungan --yang disepakati dengan Iran pada 24 November di Jenewa, menyoroti peran penting IAEA dalam pengesahan tindakan yang berkaitan dengan nuklir dan disepakati di Jenewa.

Berdasarkan kesepakatan Jenewa, Amerika Serikat dan sekutunya akan memberi Iran pelonggaran sanksi terbatas atas industri minyak, emas, petrokimia, otomobil serta penerbangan sipilnya dengan nilai tujuh miliar dolar AS berdasarkan ketentuan dalam kesepakatan nuklir enam bulan.

Sebagai imbalannya, Iran setuju menghentikan pengayaan di atas lima persen dan menetralkan simpanan uranium diperkayanya hampir 20 persen dengan cara diencerkan atau dialihkan. Dokumen itu mengatakan Iran juga setuju untuk tidak menahan kegiatan pada instalasi pengayaan Natanz dan Fordow serta reaktor air berat Arak.

(C003)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013