Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan operasional Bendungan Tiu Suntuk di Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), yang berfungsi sebagai sumber baku air minum, irigasi, hingga mereduksi banjir.

"Karena perubahan iklim, ke depan air menjadi kunci bagi kehidupan kita. Sekali lagi, air menjadi sangat penting bagi kehidupan kita, utamanya di NTB," kata Presiden Jokowi mengawali pidato peresmian bendungan Tiu Suntuk diikuti dalam jaringan (daring) Sekretariat Presiden di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan operasional infrastruktur bendungan yang menjadi proyek strategis nasional itu penting untuk sektor pertanian dan air baku minum bagi masyarakat sekitar.

Dikatakan Presiden Jokowi Bendungan Tiu Suntuk merupakan satu dari tujuh bendungan yang dikerjakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dalam kurun waktu 10 tahun terakhir di NTB.

"Oleh sebab itu, pemerintah dalam 10 tahun ini telah membangun tujuh bendungan di NTB, paling banyak," katanya.

Bendungan Tiu Suntuk yang menelan biaya pembangunan fisik mencapai Rp1,4 triliun memiliki kapasitas tampung air mencapai 60,8 juta meter kubik.

"Bendungan Tiu Suntuk ini jadi salah satu bendungan besar yang berada di Kabupaten Sumbawa Barat ini menghabiskan anggaran Rp1,4 triliun, berarti Rp1.400 miliar, itu duit semuanya," ujarnya.

Kepala Negara mengatakan bendungan tersebut kini dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan irigasi pada lahan seluas 1.900 hektare, untuk persediaan air baku sebanyak 680 liter per detik, dan juga bisa mereduksi banjir di sekitar Sumbawa Barat.

Menutup pernyataannya, Presiden Jokowi meresmikan operasional Bendungan Tiu Suntuk yang ditandai dengan pemutaran tuas roda pintu air serta menandatangani prasasti.

"Dengan mengucap Bismillahirrohmanirrohim, pada pagi hari ini saya resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat, terima kasih," ujarnya.

Turut hadir mendampingi Presiden dalam agenda tersebut, Menteri PUPR Basuki Hadi Muljono dan Menteri Pertanian Amran Sulaiman beserta sejumlah pejabat daerah setempat.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2024