... diperlukan total investasi sebesar Rp12.462 trilliun dalam lima tahun termasuk Rp1.923,7 trilliun investasi infrastruktur... "London (ANTARA News) - Indonesia Investment Promotion Centre (IIPC) London atau Perwakilan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) London menawarkan 22 proyek infrastruktur prospektif di Indonesia kepada para investor di Eropa, terkhusus Inggris.
Beberapa investor potensial menunjukkan ketertarikan dan memberikan perhatian mendalami lebih lanjut mengenai transparansi, mekanisme dan jangka waktu proses tender, serta aspek pembebasan tanah, ujar Kepala Perwakilan BKPM (IIPC) London, JS Meyer Siburian, di London, Sabtu.
Untuk itu IIPC London telah mengikuti pameran The UK Infrastructure Conference and Expo (UKICE) yang diadakan di London Stock Exchange, baru-baru ini.
Menurut Siburian, UKICE ini adalah pertemuan puncak infrastuktur dan eksposisi terbesar di Inggris Raya yang diselenggarakan IPR Connections bekerja sama HM Treasury, bertempat di London Stock Exchange.
Pameran UKICE diikuti berbagai perusahaan-global terkait pembangunan proyek infrastruktur, di antaranya Arup, Mott MacDonald, Heathrow Airport Limited, Gatewick Airport, Birmingham Airport, Commission Air, Sweett Group.
Selain itu pameran juga diikuti RBS Group, Lafarge Tarmac, Clyde & Co, Preqin, EC Harris, Hitachi Rail Europe, K&L Gates, S&P's UK, Severn Trents, Affinity Water, SMBC, BLP, BlackRock Renewable Power, Chiltren Railways dan Green Investment Bank.
Dikatakan dia, dalam UKICE berbagai peluang proyek infrastruktur, perencanaan, pembiayaan, penjaminan, dan implementasi berbagai proyek infrastruktur global yang bertujuan mempermudah akses koneksitas produk, jasa dan pergerakan manusia serta menurunkan biaya penyaluran dipromosikan.
Dikatakannya UKICE dihadiri berbagai pemangku kepentingan proyek infrastruktur di Inggris Raya baik dari kalangan pemerintah, di antaranya HM Treasury, UKTI, Councils of Oxfordshire, Cambridgeshire, dan Birminghamm
Selain itu juga hadir perusahaan konsultan, operator, kontraktor, penyedia dan investor infrastruktur di Inggris Raya maupun negara-negara lainnya.
Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM), pemerintah Indonesia menjadikan investasi sebagai pilar utama mencapai pertumbuhan ekonomi antara 6,3 sampai 6,8 persen per tahun pada 2010-2014.
Juga untuk menurunkan angka kemiskinan sebanyak delapan sampai 10 persen dan tingkat pengangguran antara lima sampai enam persen di 2014.
Untuk mencapai target itu diperlukan total investasi sebesar Rp12.462 trilliun dalam lima tahun termasuk Rp1.923,7 trilliun investasi infrastruktur; Rp1.009 trilliun diharapkan bersumber dari investasi infrastruktur swasta nasional dan asing.
Dikatakannya target tersebut sejalan dengan program pengembangan enam koridor ekonomi nasional yang dikenal dengan Rencana Induk Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang diluncurkan pemerintah pada 2011.
Tujuannya menjadikan Indonesia sebagai negara maju pada 2025 yang berpendapatan perkapita sebesar 14.250 sampai 15.000 dolar Amerika Serikat, dimana infrastruktur memegang peranan kunci.
Pada November lalu pemerintah telah meluncurkan PPP Book 2013 yang menawarkan 27 proyek infrastruktur dengan dua kategori yaitu prospektif dan potensial bernilai total 47,34 miliar dolar AS atau setara Rp 551,5 trilliun.
Menurut Siburian, ke-22 proyek infrastruktur prospektif di Indonesia yang ditawarkan yaitu pembangunan dengan dua model/skema yaitu model kemitraan perusahaan publik dan swasta yang akan ditenderkan 2014 maupun model bisnis ke bisnis, yang siap dikerjasamakan dengan PJPK (Contracting Agency).
Ke 22 proyek yang ditawarkan tersebut terdiri atas empat proyek KPS transportasi, tujuh proyek KPS jalan tol dan jembatan, lima proyek KPS dan tiga proyek berpola bisnis ke bisnis pada air minum, dua proyek KPS pengolahan sampah, serta satu proyek KPS PLTA.
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013