Surabaya (ANTARA News) - Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto menegaskan bahwa pihaknya tidak akan mencabut izin 12 proyek tol tengah di Jatim yang macet pasca krisis ekonomi pada 1997.
"Saya harap tak perlu ada yang dicabut," ujarnya saat pemasangan tiang pancang tol Surabaya-Mojokerto (Sumo) di kawasan bundaran Waru, Sidoarjo, Jatim, Sabtu.
ANTARA News mencatat di Jatim terdapat 12 proyek tol tengah yang hingga kini macet, namun dua proyek tol tengah yakni tol Surabaya-Mojokerto dan tol Waru-Juanda kini mulai dikerjakan, meski masih ada kendala.
Menurut Menteri PU, pencabutan izin tidak perlu dilakukan, namun investor perlu mengikuti aturan baru melalui revisi pasal-pasal kontrak yang ada dan negosiasi nilai tender untuk disesuaikan dengan kondisi.
"Itu `kan tender yang dilakukan pada tahun 1995, kemudian tahun 1997 terjadi krisis ekonomi sehingga dihentikan akibat tingginya harga material dan faktor pembebasan lahan yang masih menjadi kendala," ucapnya.
Oleh karena itu, katanya, semua proses perlu dimulai lagi dengan beberapa perbaikan untuk disesuaikan dengan kondisi saat ini, baik harga yang pantas maupun beberapa persyaratan baru dalam kontrak.
Apalagi, katanya, pemerintah saat ini menyiapkan dana bergulir sebagai dana talangan sebesar Rp300 miliar melalui APBN-P (APBN Perubahan) 2006.
"Dalam 1-2 hari mungkin sudah ada pencairan dari Depkeu untuk dana talangan dalam mengawali proyek itu (proyek tol), meski kebutuhan sebenarnya Rp1 triliun hingga Rp2 triliun. Kalau sudah, kita akan lakukan revisi tender," ungkapnya.
Sementara itu, tol Surabaya-Mojokerto (Sumo) yang pengerjaannya tertunda hingga 12 tahun itu mulai dikerjakan pada akhir Agustus 2006 dengan target penyelesaian pada tahun 2009.
Tol Sumo itu dirancang sepanjang 36,5 kilometer dari tol Waru menuju Mojokerto dengan melintasi 32 desa pada empat daerah yakni Sidoarjo, Gresik, Kabupaten Mojokerto, dan Surabaya sendiri.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006