Penyesalan terbesar dalam hidup saya adalah saya tidak pernah menjadi juara dunia tinju kelas berat"
Johannesburg (ANTARA News) - Sejumlah pakar menyebutkan humor menunjukkan kecerdasan seorang pemimpin, dan kebanyakan para pemimpin besar dunia memang acap berhumor, tak terkecuali mantan presiden Afrika Selatan Nelson Mandela yang wafat beberapa jam lalu.
Menurut AFP, Mandela pandai menertawakan dirinya sendiri seperti terjadi pada 2000.
"Bos-bos saya selalu bilang bahwa selama 27 tahun di penjara saya kurang makan. Kini saatnya balas dendam (untuk makan banyak)," kata Mandela.
Pada 1998 dia juga menyampaikan pernyataan humor berikut, "Penyesalan terbesar dalam hidup saya adalah saya tidak pernah menjadi juara dunia tinju kelas berat."
Ketika Afrika Selatan kalah dalam penawaran menjadi tuan rumah Piala Dunia 2006, Mandela berkata, "Paling tidak kita masih punya hak untuk mabuk...lain kali kita menang". Dan dia benar.
Lain hal, anak-anak Afrika Selatan mencintai Madiba --sapaan Mandela dari rakyat Afrika Selatan merujuk nama marga sukunya-- yang memang punya empati spesial kepada kaum muda karena dia tak punya kesempatan melihat anak-anaknya tumbuh dewasa setelah harus berada di penjara apartheid.
Empati Mandela kepada orang sekitarnya bahkan muncul pada momen-momen tak terduga.
Dia pernah menghentikan sementara pertemuan hanya untuk menanyakan kesehatan seorang perempuan jurnalis yang lagi hamil tua dan mengenai kapan bayi sang perempuan jurnalis itu akan lahir.
Sementara Roelf Meyer, salah seorang anggota juru runding rezim apartheid dalam transisi demokrasi, mengaku matanya terbuka begitu melihat karisma Mandel setelah dibebaskan dari penjara pada 1990 saat prajurit-prajurit muda kulit putih berbaris menyalami tangan mantan "teroris" (bagi rezim apartheid) itu, demikian AFP
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013