Washington (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama pada Kamis memerintahkan pengibaran bendera setengah-tiang di Gedung Putih dan gedung-gedung publik lain sebagai tanda berkabung AS atas kematian pahlawan anti-apartheid Nelson Mandela.
Perintah Obama yang diperluas ke misi-misi AS di luar negeri, pos-pos militer, stasiun angkatan laut dan kapal-kapal militer itu berlaku sampai matahari terbenam pada Senin mendatang, demikian seperti dilansir kantor berita AFP.
Mantan Presiden Afrika Selatan, Nelson Mandela, meninggal dunia di kediamannya di Johannesburg pada Kamis (5/12) pada usia 95 tahun setelah sakit infeksi paru-paru, kata Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma.
Mandela merupakan presiden kulit hitam pertama dan ikon anti-apartheid di negara itu dan dikenang sebagai tokoh yang mampu bangkit setelah menjalani masa tahanan 27 tahun dan memimpin Afrika Selatan dalam perang berdarah menuju demokrasi.
"Kita telah kehilangan seorang ayah, walaupun kita tahu hari ini pasti akan terjadi, tetap saja tidak mengurangi rasa kehilangan kita yang mendalam," kata Zuma.
Rakyat Afrika Selatan dihimbau memasang bendera setengah tiang sebagai tanda berkabung atas kematian Mandela.
Mandela dibesarkan di wilayah pedesaan di tengah dominasi warga minoritas kulit putih yang memerintah Afrika Selatan saat itu, perjuangan yang membuatnya menjadi salah satu tokoh paling disegani pada abad ke-20.
Dia merupakan salah satu tokoh yang pertama kali mengelorakan semangat perlawanan bersenjata terhadap apartheid pada 1960 dan kemudian menjalankan upaya rekonsiliasi ketika kelompok minoritas kulit putih mulai kehilangan pengaruhnya 30 tahun kemudian.
Mandela terpilih menjadi presiden secara mutlak selama dua periode dari tahun 1994 sampai 1999.
Dia menerima Hadiah Nobel Perdamaian pada 1993, penghargaan yang dibagi bersama F.W. de Klrerk, pemimpin Afrika kulit putih yang dibebaskan dari penjara.
Para tokoh dunia, termasuk Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, menyampaikan belasungkawa dan memuji kepahlawanan Mandela dalam melawan apartheid dan menegakkan demokrasi.
(Uu.H-AK)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013