Dari 29 unit tersebut, 26 unit merupakan rumah, sementara sisanya merupakan fasilitas pendidikan, umum, dan ibadah
Sukabumi, Jabar (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, menyebutkan data sementara jumlah bangunan yang rusak akibat terdampak gempa magnitudo 6,5 di Kabupaten Sukabumi hingga Selasa mencapai 29 unit.
"Dari 29 unit tersebut, 26 unit merupakan rumah, sementara sisanya merupakan fasilitas pendidikan, umum, dan ibadah," kata Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sukabumi Medi Abdul Hakim di Sukabumi, Selasa.
Adapun rinciannya, kata dia, 11 rumah rusak ringan dan 15 rumah rusak sedang. Mayoritas kerusakan pada bagian atap dan dinding rumah, tidak ada korban luka apalagi jiwa pada peristiwa ini.
Kemudian untuk fasilitas publik yang rusak antara lain Masjid Jami Attaqwa di Kampung Datardangdeur, RT 006/003, Desa Cijurey, Kecamatan Gegerbitung. Kemudian gedung Aljami'ah yang berada di Kampung Tegallega RT 04/02, Desa Tegallega, Kecamatan Cidolog, dan SDN Cipaku di Kampung Cipaku RT 11/03, Desa Ujunggenteng, Kecamatan Ciracap. Seluruhnya mengalami rusak sedang.
Baca juga: BPBD: Puluhan warga di Kota Sukabumi terdampak gempa Garut
Menurut Medi, kerusakan bangunan tersebut tersebar di 21 kecamatan, namun kondisi paling parah terjadi di Desa Tegallega, Kecamatan Cidolog, dimana di kecamatan itu sebanyak dua rumah dan satu gedung mengalami rusak sedang.
"Untuk nilai kerugian masih dalam pendataan dan evaluasi, namun diperkirakan dampak gempa yang berpusat di Kabupaten Garut pada Sabtu (27/4) pukul 23.29 WIB di Kabupaten Sukabumi mencapai ratusan juta rupiah," ucapnya.
Untuk bantuan darurat, kata dia, sudah mulai disalurkan pihaknya ke para penyintas bencana, seperti sembako dan kebutuhan utama warga lainnya. Selain itu laporan yang diterima dari Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) tidak ada warga yang mengungsi.
Baca juga: BPBD Kabupaten Sukabumi: 21 kecamatan terdampak gempa Garut
Baca juga: BMKG ungkap ada retakan di lereng pasca-gempa Garut, potensi longsor
Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024