Jambi (ANTARA) - Sebanyak 16 orang dari jaringan Jamaah Ansharu Syariah (JAS) dan Jamaah Ansharu Daulah (JAD) melaksanakan lepas baiat jamaah dan ikrar setia kepada NKRI yang dilaksanakan Kabupaten Batanghari, Jambi, Selasa.

Direktur Idensos Densus 88 AT Polri Brigjen Pol Arif Makhfudiharto dalam keterangan tertulis yang diterima di Jambi, Selasa, mengatakan dukungan Densus 88 kepada bekas anggota JAD, JAS dan eks napiter terus berlangsung sampai saat ini.

“Apresiasi sebesar-besarnya kepada pihak yang terlibat dan membantu mulai dari pembinaan hingga sampai saat ini momen lepas bai’at dan pengucapan ikrar, tentunya kami selalu mengharapkan bantuan semua pihak agar mereka bisa semakin mencintai Indonesia dan bisa berkontribusi secara positif untuk kemajuan Provinsi Jambi," kata dia.

Kegiatan ini merupakan bagian dari strategi Densus 88 yang lebih mengedepankan pendekatan ‘soft power’ bekerjasama dengan pihak terkait dalam mengelola situasi secara dinamis melalui analisa dan evaluasi. Pendekatan soft power itu meliputi pendekatan inteligen, sampai dengan kesadaran dari mereka yang akan lepas bai’at dan ikrar setia kepada NKRI.

“Pendekatan yang kami lakukan hingga pengucapan ikrar setia kepada NKRI ini merupakan proses yang panjang dan tentunya dengan segala kesadaran dari mereka, sampai dengan lepas baiat ikrar setia kepada NKRI," kata dia.

Dia berharap semangat menjaga persatuan dan kebersamaan semakin bertambah, terutama untuk membantu menuntaskan permasalahan-permasalahan sosial ekonomi di lingkungan mereka yang melepas baiat.

Ia menekankan bahwa Densus 88 dalam hal ini Satgas Wilayah Jambi mengapresiasi langkah-langkah yang positif dan inovasi yang mengedepankan soft power dari pada pendekatan hard power.

Tentunya, kata dia, inilah cara yang bisa ditempuh dahulu sebelum dilakukan penegakan hukum. "Inilah ciri khas dari Densus 88 yang sekarang ini lebih mengedepankan pendekatan soft power tersebut,” kata dia.

Dia meminta agar strategi ini ditingkatkan sehingga bisa memberikan rasa aman, menciptakan kamtibmas yang kondusif.

Ia menerangkan bahwa pihaknya akan terus mendampingi mereka yang pernah terlibat dalam jaringan JAS dan JAD untuk bisa mandiri, berjihad sesuai kaidah.

Adapun 16 orang yang melaksanakan baiat dan ikrar setia kepada NKRI tersebut merupakan binaan Densus 88 Satuan Tugas Wilayah (Satgaswil) Jambi, Ditintelkam Polda Jambi, Pemerintah Provinsi Jambi, Pemerintah Kabupaten Batanghari, dan Yayasan Forum Komunikasi Persaudaraan Nusantara (FKPN) Jambi.

Kapolda Jambi Irjen Pol Rusdi Hartono mengatakan kepolisian dan pemerintah daerah akan terus mendukung kegiatan positif dan siap memberikan pendampingan kepada mereka yang baru saja melepas baiat dan mengucapkan ikrar setia kepada NKRI.

"Saudara kita eks napiter dari Jambi, nanti pihak kepolisian maupun pemerintah setempat akan melakukan upaya pendampingan baik dari bidang ekonomi maupun pembangunan," kata Rusdi.

Rusdi menekankan bahwa ini menjadi modal bagi daerah Jambi dan bangsa untuk bangkit dan meningkatkan semangat persatuan, gotong royong dan optimistis membangun negeri.

Dalam kesempatan itu, Rusdi juga menyambut antusias terbentuknya Forum Komunikasi Persaudaraan Nusantara (FKPN) sebagai wadah bagi eks napiter untuk tumbuh, membangun ekonomi, pendidikan, dan sosial.

Pewarta: Tuyani
Editor: Edy M Yakub
Copyright © ANTARA 2024