New York (ANTARA News) - Harga minyak berjangka AS menguat pada Kamis (Jumat pagi WIB) memperpanjang kenaikan beruntun menjadi lima hari, setelah data pertumbuhan ekonomi dan pengangguran di AS lebih baik dari perkiraan, sementara Brent merosot.

Kontrak utama minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari, naik 18 sen menjadi ditutup pada 97,38 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Di perdagangan London, patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Januari, berakhir pada 110,98 dolar AS per barel, turun 90 sen dari penutupan Rabu.

"Berita ekonomi AS yang baik tentu saja merupakan penolong pasar hari ini," kata Michael Lynch dari Strategic Energy and Economic Research.

Departemen Perdagangan merevisi naik tajam pertumbuhan ekonomi AS di kuartal ketiga, ke tingkat tahunan 3,6 persen dari perkiraan awal 2,8 persen.

Sementara klaim pertama kali untuk tunjangan pengangguran turun di bawah 300.000 pada pekan lalu, meskipun data Departemen Tenaga Kerja dapat dipengaruhi oleh liburan Thanksgiving pada Kamis lalu (28/12).

Jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim awal untuk tunjangan pengangguran turun cukup besar 23.000 menjadi 298.000 dalam pekan yang berakhir 30 November, lebih baik dari perkiraan para ekonom untuk kenaikan tipis, kata Departemen Tenaga Kerja .

Angka-angka kuat tersebut memicu harapan di pasar minyak untuk permintaan yang lebih besar di konsumen minyak mentah terbesar dunia.

"Namun demikian yang paling menarik, adalah bahwa diferensial (antara WTI dan Brent) terus menyempit," kata Lynch. Setelah melebar menjadi hampir 20 dolar AS pada pekan lalu, kesenjangan pada Kamis di bawah 14 dolar AS.

"Rebound" dalam WTI minggu ini terutama disebabkan oleh pengumuman pada Senin (2/12) bahwa bagian dari saluran pipa minyak Keystone akan dibuka pada Januari, membawa minyak dari Cushing, Oklahoma, ke kilang-kilang Texas di sepanjang Teluk Meksiko.

Pemerintah pada Rabu (4/12) melaporkan penurunan tak terduga dalam persediaan minyak mentah AS minggu lalu, penurunan pertama sejak pertengahan September.

Sementara itu, para pedagang, mengkhawatirkan tentang potensi kelebihan pasokan minyak mentah di Timur Tengah, yang bisa menekan harga seiring dengan meningkatnya produksi minyak serpih (shale) AS.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) pada Rabu sepakat untuk mempertahankan pagu produksinya tidak berubah pada 30 juta barel per hari.

Namun, janji oleh para anggotanya Irak dan Iran untuk meningkatkan produksi pada 2014 menimbulkan kekhawatiran tentang potensi kelebihan pasokan, terutama jika produksi minyak Libya pulih dan produksi minyak serpih AS terus meningkat.

"Tanpa penurunan produksi minyak di negara-negara OPEC lainnya, maka akan ada risiko kelebihan pasokan dan harga merosot," kata analis Commerzbank dalam sebuah catatan kepada klien yang dilansir AFP (Uu.A026)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013