Dari keterangan pers tertulis Direktur Jenderal Perbendaharaan yang diterima di Jakarta, Kamis, realisasi tersebut berasal dari penerimaan perpajakan yang tercatat sebesar Rp936 triliun atau 81,5 persen dari target Rp1.148,4 triliun dan penerimaan negara bukan pajak Rp285,5 triliun atau 81,8 persen dari target Rp349,2 triliun.
Dari penerimaan perpajakan tersebut, penerimaan pajak penghasilan mencapai Rp439,4 triliun atau 81,6 persen dari target Rp538,8 triliun, pajak pertambahan nilai Rp330,1 triliun atau 77,9 persen dari target Rp423,7 triliun dan cukai Rp98,8 triliun atau 94,3 persen dari target Rp104,7 triliun.
Sedangkan realisasi penyerapan belanja negara baru mencapai Rp1.386,8 triliun atau 80,3 persen dari pagu Rp1.726,2 triliun yang terdiri atas belanja pemerintah pusat Rp910 triliun atau 76 persen dari pagu Rp1.196,8 triliun dan transfer ke daerah Rp476,8 triliun atau 90,1 persen dari pagu Rp529,4 triliun.
Dari realisasi belanja pemerintah pusat, belanja pegawai mencapai Rp204,5 triliun atau 87,8 persen dari pagu Rp233 triliun, belanja barang Rp117,6 triliun atau 56,9 persen dari pagu Rp206,5 triliun dan belanja modal Rp107,2 triliun atau 55,7 persen dari pagu Rp192,6 triliun.
Sedangkan penyerapan belanja subsidi energi mencapai Rp259,8 triliun atau 86,6 persen dari pagu Rp299,8 triliun yang terdiri dari subsidi BBM Rp174 triliun atau 87,1 persen dari pagu Rp199,9 triliun dan subsidi listrik Rp85,8 triliun atau 85,8 persen dari pagu Rp100 triliun.
Dengan demikian, defisit anggaran hingga akhir November 2013 telah tercatat sebesar Rp162,8 triliun atau 72,6 persen dari target APBN-Perubahan senilai Rp224,2 triliun atau sekitar 1,7 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Sebelumnya, Menteri Keuangan Chatib Basri memperkirakan realisasi pendapatan negara akan mencapai 95 persen dan belanja negara mencapai 96 persen pada akhir tahun, dengan defisit anggaran berada dalam kisaran 2,3 persen-2,4 persen terhadap PDB.
Sedangkan, untuk realisasi belanja modal yang baru mencapai 55,7 persen, Menkeu optimistis penyerapan belanja modal akan meningkat pada dua bulan terakhir, karena proses penagihan anggaran biasanya baru berlangsung pada November dan Desember.
"Pembayaran belanja modal itu per termin dan itu baru dibayar di akhir Desember, begitu pula untuk penerimaan pajak, polanya seperti itu," ujarnya.(*)
Pewarta: Satyagraha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013