Beijing (ANTARA) - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian menegaskan bahwa kedatangan CEO Tesla Elon Musk ke China menunjukkan kualitas lingkungan bisnis kelas dunia di China.

"Kemarin, Perdana Menteri Li Qiang bertemu dengan Elon Musk dan pejabat senior lain. China telah mengembangkan lingkungan bisnis kelas dunia yang berorientasi pasar dan diatur oleh kerangka hukum yang kuat dan secara aktif mempromosikan investasi asing," kata Lin Jian dalam konferensi pers rutin di Beijing, China pada Senin (29/4).

Elon Musk tiba di Beijing pada Minggu (28/4) untuk membahas peluncuran perangkat lunak Full Self-Driving (FSD) dan izin transfer data.

"Kami menanggapi permasalahan bisnis asing dengan sangat serius dan bekerja keras untuk melindungi hak dan kepentingan mereka yang sah. Perusahaan China dan asing diperlakukan setara di China," tambah Lin Jian.

Lin Jian menyebut China juga menyambut dunia usaha dari negara lain untuk terus meningkatkan kerja sama dengan China dan berbagi hasil pertumbuhan ekonomi di China.

"Kami juga berharap perusahaan asing akan mematuhi hukum dan peraturan China serta memenuhi komitmen mereka terhadap keselamatan dan keamanan. China berkomitmen untuk mengembangkan lingkungan bisnis yang berorientasi pasar dan berbasis hukum hingga memenuhi standar internasional," ungkap Lin Jian.

Saat kedatangannya ke China, Elon Musk mendapatkan dukungan dari Asosiasi Produsen Mobil China yang menyatakan mobil Model 3 dan Y Tesla mematuhi peraturan keamanan data sehingga memungkinkan pemerintah daerah di China untuk mengizinkan mobil Tesla masuk ke wilayah yang sebelumnya dilarang.

Aturan tersebut menguji apakah mobil menganonimkan data pengenalan wajah di luar kendaraan, tidak mengumpulkan data di dalam mobil secara "default", memproses data tersebut di dalam mobil dan secara jelas memberi tahu pengguna tentang pemrosesan informasi pribadi. Tesla termasuk dalam kelompok pembuat mobil pertama yang memenuhi persyaratan kepatuhan data.

Tesla juga telah mencapai kesepakatan dengan perusahaan teknologi China Baidu untuk menggunakan lisensi pemetaan Baidu untuk pengumpulan data di jalan umum China.

Tesla dan produsen mobil lainnya menggunakan data yang disediakan oleh mobil mereka untuk melatih sistem mengemudi otonom. Otoritas China telah mewajibkan Tesla untuk menyimpan semua data dari kendaraannya di Shanghai sejak 2021, sehingga perusahaan tersebut tidak dapat mentransfer data apa pun kembali ke Amerika Serikat.

Tanpa persetujuan otoritas China untuk transfer data, Tesla tidak dapat menggunakan data yang dikumpulkan dari mobilnya di China untuk mengembangkan mobil otonom bagi basis pelanggan global.

Kondisi lalu lintas di China yang rumit dengan lebih banyak pejalan kaki dan pengendara sepeda dibandingkan di banyak negara lain memberikan lebih banyak skenario yang penting untuk algoritma mengemudi otonom dengan lebih cepat.

Mobil Tesla juga dilarang memasuki kompleks militer China karena masalah keamanan terkait kamera yang dipasang di kendaraan. Mobil-mobil mereka juga telah ditolak dari tempat-tempat yang mengadakan acara-acara politik penting, seperti rapat tahunan Partai Komunis China.

Baca juga: Tesla bereskan rintangan untuk kenalkan sistem kemudi otonom di China
Baca juga: China terbitkan daftar mobil pintar yang aman data
Baca juga: Elon Musk tiba di Beijing promosikan teknologi mengemudi otonom Tesla

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024