Butuh proses

Tim muda Uzbekistan dibangun dari permainan kolektif yang kuat yang menyerang dari semua lini sehingga lawan tak memiliki kesempatan menekan balik dan bahkan merancang serangan.

Itulah yang mungkin membuat lawan-lawan Uzbekistan dalam turnamen ini kesulitan menciptakan peluang, termasuk peluang tepat menyasar gawang, seperti dialami Rizky Ridho cs tadi malam.

Selain tim paling produktif menciptakan gol dan paling tangguh dalam bertahan, Uzbkeistan memiliki akurasi umpan tertinggi, rata-rata di atas 80 persen.

Akurasi umpan yang tinggi ini mungkin tercipta karena komunikasi antar-mereka yang sudah begitu kuat karena sudah lama bermain bersama. Tim asuhan Timur Kapadze jarang salah mengumpan, dalam kondisi sulit sekalipun.

Di sini, kekalahan dalam semifinal Piala Asia U23 ini menghadiahkan pelajaran penting bagi Indonesia, bahwa butuh waktu lama untuk menjadi tim yang terus menang.

Pemain belakang timnas Indonesia Muhammad Ferarri (kedua dari kiri) ditempel ketat gelandang Uzbekistan Umarali Rakhmonaliev (kiri) saat terjadi kemelut di muka gawang Uzbekistan ketika kedua tim berlaga di semifinal Piala Asia U23 di Abdullah Bin Khalifa Stadium, Doha, Senin (29/4/2024). (Photo by KARIM JAAFAR / AFP) (AFP/KARIM JAAFAR)

Uzbekistan menjadi tim sekuat seperti sekarang karena fondasi sukses dibangun sejak lama.

Bukan hanya itu, sebagian besar pelaku yang membangun fondasi itu adalah juga aktor-aktor di balik tangguh dan mautnya Uzbekistan selama Piala Asia U23 di Qatar ini.

Uzbekistan membuat debutnya dalam turnamen ini ketika Piala Asia U23 diadakan pertama kali pada 2013. Waktu itu mereka cuma sampai babak grup.

Tiga tahun kemudian pada 2016 mereka mencobanya lagi dan kembali tersisih dari fase grup.

Dua tahun kemudian dalam Piala Asia U23 2018 di China, mereka bertransformasi menjadi tim kuat yang lalu menjuarai turnamen ini setelah mengalahkan Vietnam saat final.

Mereka finis urutan keempat pada edisi 2020 di Thailand dan hampir menjuarai kembali Piala Asia U23 ketika diadakan di negeri sendiri pada 2022. Mereka tersandung 0-2 di tangan Arab Saudi di final.

Wajar jika Garuda Muda bertekuk lutut kepada tim yang sudah dibangun lama sejak dua sampai tiga tahun lalu, dan memiliki riwayat panjang mengikuti turnamen ini.

Baca juga: Indonesia takluk 0-2 dari Uzbekistan di semifinal Piala Asia U-23
Baca juga: Pemain Uzbekistan sebut Indonesia miliki materi pemain berkualitas

Selanjutnya: Berubah lebih kuat

Copyright © ANTARA 2024