Jakarta (ANTARA News) - Bakal calon presiden dari Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra mengatakan untuk memimpin Indonesia tidak cukup hanya dengan "blusukan" dan menebar senyum kepada masyarakat.
"Memangnya menjadi pemimpin Indonesia cukup selesai dengan blusukan, senyum-senyum sana-sini. Kalau jadi presiden, harus siap mendapat tekanan dari negara-negara lain," kata Yusril saat pradeklarasi dirinya sebagai bakal capres PBB di Jakarta, Rabu.
Gaya "blusukan" diperkenalkan oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) yang juga kader PDI Perjuangan.
"Tapi apakah dengan senyum-senyum bisa selesai? Kalau saya menang, saya tahu apa yang saya akan lakukan kok," kata Yusril.
Mantan Menteri Sekretaris Negara itu, kepada pers sesuai deklarasi, tidak ragu-ragu mengungkapkan tentang wacana duet yang dia inginkan bersama Puan Maharani, kader dari partai yang sama dengan Jokowi, PDI Perjuangan.
"Itu wacana yang berkembang. Belum ada keputusan kedua partai. Kita lihat saja dulu," ujarnya menanggapi soal Puan.
Sejumlah survei sebelumnya menyatakan kini beberapa pihak melihat Jokowi sebagai figur yang dapat "ditumpangi" untuk mendongkrak ketenaran dan elektabilitas.
Penetapan Yusril
Yusril pada pradeklarasi Majelis Syura DPP PBB, Rabu, telah ditetapkan sebagai bakal calon presiden dari PBB, sesuai keputusan rapat Majelis Syura pada 27 Juni 2013 dan ditetapkan pada 25 September 2013.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Bulan Bintang MS Kaban mengisyaratkan figur pendamping untuk Yusril Ihza Mahendra akan ditentukan pada Februari 2014, sekaligus partai menunggu proses uji materi mengenai Undang-Undang Pemilihan Umum ke Mahkamah Konstitusi.
"Kemungkinan Februari, tapi kita juga menunggu proses uji materi pelaksanaan pemilu yang seharusnya dilakukan serentak antara legislatif dan pemilihan presiden," ujarnya setelah pradeklarasi.
Sekretaris Majelis Syura PBB Bambang Setyo mengatakan penetapan Yusril sebagai bakal calon presiden didasari pengalaman dan wawasan kebangsaan serta ketatanegaraan yang dimiliki Yusril dan dinilai amat dibutuhkan bagi pembangunan bangsa.
Pewarta: Indra Arief
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013