Jakarta (ANTARA News) - Efektivitas berbagai macam iklan televisi yang ditujukan untuk mendorong minat penonton membeli atau menggunakan produk atau jasa bisa diukur lewat ekspresi wajah.

Perusahaan riset pemasaran Millward Brown bekerja sama dengan Affectiva, anak perusahaan MIT Media Lab yang ahli dalam teknologi pengukuran respon emosional non verbal, membuat metode pengukuran efektivitas iklan dengan menganalisa perubahan raut wajah penonton.

Solusi copy-testing LINK yang diintegrasikan dengan perangkat lunak face coding menjadi alat untuk mengidentifikasi ekspresi penonton saat melihat iklan.

Cara ini melengkapi metode konvensional seperti kuesioner yang jawabannya bisa dimanipulasi.

Managing Director Millward Brown Indonesia Mark Chamberlain menjelaskan, LINK dengan Facial Coding dapat menangkap reaksi penonton terhadap sebuah iklan secara lebih akurat.

"Jika ditanya apakah seseorang menyukai sebuah iklan, orang Asia belum tentu menjawab 'tidak suka' meski itu yang dia rasakan. Sementara, Anda tidak bisa mengelabui ekspresi yang terlihat di wajah Anda," kata Mark di Jakarta, Rabu.

Solusi yang biasanya dipakai perusahaan dalam membuat rancangan iklan televisi itu diterapkan dengan mempertontonkan ikan kepada responden dengan kamera yang terhubung dengan aplikasi di komputer jinjing.

Iklan akan ditayangkan dua kali untuk tiap responden. Perubahan raut wajah responden diukur per detik.

Aplikasi itu menganalisa reaksi emosional penonton seperti suka, tidak suka, terkejut, atau bingung.

Hasil analisa tersebut memperlihatkan respon penonton terhadap iklan yang bisa menjadi bahan kajian bagi pembuat iklan.

Bila penonton terdeteksi merasa bingung meski sudah dua kali menonton iklan maka itu bisa menjadi pertimbangan untuk mengubah konsep iklan agar dapat dimengerti.

"Tidak peduli sesering apapun iklan itu ditayangkan, percuma bila orang tidak menangkap isinya. Salah satu alasan iklan tidak berpengaruh pada konsumen adalah karena mereka tidak mengerti," lanjut Mark.

Di Asia, sudah lebih dari 1.200 iklan televisi dari berbagai negara telah diuji menggunakan Facial Coding.

Teknologi yang lebih dulu hadir di Eropa dan AS ini mulai dimanfaatkan perusahaan di Indonesia sejak 2012 dengan jumlah iklan 226.

"Jumlah itu membuat Indonesia di posisi teratas negara pemakai Facial Coding di Asia Tenggara," jelasnya.


Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013