Jakarta (ANTARA) - Salah satu warga Desa Sidomulyo, Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Dwi Priyatmoko (42) menilai akses layanan kesehatan melalui Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan.

Hal tersebut dikemukakannya dalam menanggapi kekhawatiran masyarakat akan diskriminasi atau perbedaan pelayanan saat hendak mengakses layanan kesehatan dengan menggunakan Program JKN, yang kerap menjadi momok yang menakutkan bagi sebagian masyarakat.

"Beredar isu-isu di masyarakat kalau berobat pakai JKN tidak dilayani dengan baik layaknya pasien umum lainnya. Tapi, hal itu terbukti tidak benar karena selama saya mendampingi adik saya berobat beberapa tahun ini di puskesmas bahkan sampai dirujuk ke rumah sakit sekalipun, layanan yang diberikan justru sangat baik," katanya dalam keterangan di Jakarta, Senin.

Yatmoko, sapaan akrabnya, terdaftar bersama dengan adiknya sebagai peserta JKN pada segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) atau biasa dikenal dengan peserta mandiri.

Ia menyebut selama mengakses layanan kesehatan, petugas di puskesmas melayaninya dengan baik dan ramah. Selain itu, Yatmoko mengaku tidak pernah sekalipun diminta biaya tambahan.

Untuk mendapatkan layanan melalui Program JKN pun, menurut dia, cukup mudah karena hanya perlu mengikuti alur layanan yang telah ditentukan.

"Alhamdulillah selama ini saya tidak pernah merasa kesulitan setiap kali mau berobat pakai JKN. Semua biaya perawatan dijamin JKN, termasuk waktu adik saya dirawat di Magelang. Kalau pakai umum, biayanya bisa sampai puluhan juta," kata Yatmoko.

Ia menyampaikan bahwa adiknya mengalami depresi yang cukup berat sepeninggal ibunya. Adiknya sempat dirawat di Rumah Sakit Jiwa di Magelang selama dua minggu. Saat ini ia terus mendampingi adiknya berobat rutin di Puskesmas. Adiknya juga diharuskan mengkonsumsi obat secara rutin agar kondisinya tetap stabil.

"Adik saya itu dekat sekali dengan almarhumah ibu, jadi sepeninggal ibu adik jadi depresi dan merasa kehilangan sekali. Saya tinggal berdua dengan adik saya saat ini," ujarnya.

Berdasarkan pengalamannya, Yatmoko menegaskan agar masyarakat tidak perlu lagi khawatir berobat menggunakan JKN dengan alasan tidak dilayani dengan baik karena adanya diskriminasi layanan.

Ia yakin BPJS Kesehatan bersama dengan pemerintah dan fasilitas kesehatan akan terus mengupayakan pelayanan kesehatan yang terbaik bagi masyarakat melalui inovasi dan terobosan yang dilakukan oleh BPJS Kesehatan, sehingga dapat mempermudah masyarakat dalam mengakses layanan, baik layanan administrasi JKN maupun layanan di fasilitas kesehatan.

"Tentu saja setiap program dari pemerintah memiliki maksud dan tujuan yang baik. Jika ada yang belum sempurna, bisa diberikan masukan-masukan agar lebih baik kedepannya," ungkapnya.

Yatmoko juga berpesan kepada seluruh peserta JKN agar terus memastikan kepesertaannya aktif, salah satunya melalui aplikasi Mobile JKN. Sehingga, jika sewaktu-waktu jatuh sakit tidak terkendala mengakses pelayanan kesehatan.


Baca juga: BPJS Kesehatan: Masyarakat perlu terlindungi dalam Program JKN

Baca juga: BPJS Kesehatan Sleman-Disnakertrans Kulon Progo perluas kepesertaan

Baca juga: Dirut BPJS Kesehatan: Media berperan penting sosialisasikan JKN

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2024