Menurut dia, penurunan emisi karbon (CO2) sebesar 70.67 ton ini dihitung berdasarkan 83 MWhx0,85 kg CO2/KWh.
Baca juga: Sabtu malam, DKI padamkan lampu selama satu jam
Dalam aksi tersebut, lampu-lampu penerangan di beberapa jalan protokol, gedung-gedung milik swasta, gedung komersial, pusat perbelanjaan, restoran, hotel dan apartemen menjadi gelap selama 60 menit.
Pemadaman juga dilakukan di ikon-ikon Kota Jakarta seperti Monumen Nasional (Monas), Patung Selamat Datang Bundaran HI hingga Gedung Balai Kota Provinsi DKI Jakarta, kecuali di rumah sakit, Puskesmas, klinik dan lain sebagainya.
"Aksi ini merupakan bagian dari upaya Pemprov DKI Jakarta untuk menyosialisasikan target pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 30 persen pada tahun 2030," ujar Asep.
Baca juga: DKI petakan jalan protokol untuk padamkan lampu saat "Earth Hour"
Dengan penghematan ini, diperoleh penghematan materiil sebesar Rp120.121.280 dihitung berdasarkan penghematan listrik sebesar 83 MWh dengan harga Rp1.444,70 per KWh.
Menurut Asep, angka-angka itu menunjukkan bahwa aksi hemat energi memiliki dampak yang signifikan terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca dan penghematan biaya. Karena itu, program ini akan terus dijalankan beberapa kali dalam satu tahun.
Asep berharap warga Jakarta dapat membudayakan hemat energi dalam kesehariannya. Asep juga mengajak seluruh warga Jakarta untuk ikut berpartisipasi dalam "Aksi Hemat Energi dan Pengurangan Emisi Karbon" ini dengan melakukan beberapa langkah sederhana di rumah.
"Dengan aksi hemat energi yang dilakukan secara konsisten, kita dapat menciptakan Jakarta yang lebih bersih dan berkelanjutan," kata Asep.
Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024