Lebak (ANTARA) - Produksi pertanian jagung di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten hingga kini menjadi andalan ekonomi petani guna meningkatkan kesejahteraan keluarga.

"Kami dengan menanam pertanian jagung seluas satu hektare bisa menghasilkan keuntungan bersih Rp25 juta/per panen," kata Samsuri (55) seorang petani warga Gunungkencana Kabupaten Lebak, Minggu.

Para petani di wilayahnya produksi pertanian jagung hingga kini menjadi andalan ekonomi, karena dengan waktu 100-110 hari setelah tanam bisa dipanen.

Produktivitas jagung hibrida rata-rata 7 ton/hektare dengan harga kondisi kering Rp6.000/kilogram, sehingga jika diakumulasikan bisa menghasilkan Rp42 juta.

Dari pendapatan sebesar itu dipotong biaya upah kerja, pupuk dan benih Rp17 juta, sehingga mereka petani bisa meraup keuntungan Rp25 juta/panen.

"Kami di sini jika panen jagung mencapai ribuan ton dan ditampung oleh perusahaan peternakan di Balaraja, Tangerang,"katanya menjelaskan.

Begitu juga Suryadi (60) petani lainnya mengatakan selama ini pertanian jagung menjadikan komoditas andalan ekonomi di Gunungkencana.

Mereka para petani mengembangkan budi daya pertanian jagung hibrida itu dengan memanfaatkan lahan milik Perum Perhutani dengan sistem sewa.

Saat ini, ribuan hektare di lahan itu dijadikan pengembangan pertanian jagung.

"Kami sangat terbantu ekonomi keluarga dari pendapatan Rp25 juta per panen dengan tanam seluas satu hektare," katanya menjelaskan.

Sementara itu, Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar mengatakan produksi jagung dari Januari - Maret 2024 terealisasi sebanyak 4.118 ton dan dipastikan menggulirkan perputaran uang miliaran rupiah dengan rata-rata harga Rp6.000/kilogram jagung kering.

Selama ini, produksi jagung menjadikan andalan ekonomi petani sehingga mereka memperluas penanaman guna meningkatkan kesejahteraan keluarga.

"Kami mengapresiasi kehidupan ekonomi petani jagung relatif baik dan sejahtera,"katanya menjelaskan.

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2024