Juru Bicara Biro Statistik Nasional (National Bureau of Statistics/NBS) China, Wang Guanhua, dikutip di Jakarta, Sabtu, menyatakan, lanskap ekonomi global masih akan melewati tahun yang dipenuhi ketidakpastian, dengan lingkungan internasional yang kompleks, konflik geopolitik yang kerap terjadi, dan tren inflasi yang tinggi, tekanan utang yang tinggi, suku bunga yang tinggi, serta pertumbuhan ekonomi yang rendah tetap tidak berubah.
Di tengah situasi tersebut, Produk Domestik Bruto (PDB) China mencatatkan pertumbuhan 5,3 persen pada Q1 dibanding periode yang sama tahun lalu, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan keseluruhan sebesar 5,2 persen yang tercatat pada 2023, dan di atas target pertumbuhan tahunan, yaitu sekitar 5 persen, yang ditetapkan untuk tahun ini, tunjuk data NBS.
Skala perdagangan luar negeri kuartal pertama China telah menembus angka 10 triliun yuan (1 yuan = Rp2.236) atau sekitar 1,41 triliun dolar AS (1 dolar AS = Rp16.208) pada periode yang sama untuk pertama kalinya.
Angka ini meningkat 5 persen dari tahun lalu, dan dengan pertumbuhan yang mencapai rekor tertinggi dalam enam kuartal terakhir. Saat mengomentari data tersebut, Wang mengatakan bahwa kinerja yang kuat ini mencerminkan fakta bahwa prinsip-prinsip makroekonomi China masih solid, dan perekonomian negara itu telah tumbuh menjadi semakin kuat melalui transformasi dan penyempurnaan.
"Dalam skala global, negara ini berhasil mempertahankan posisi terdepan di antara ekonomi-ekonomi utama dunia, dan terus berfungsi sebagai mesin dan stabilisator penting bagi ekonomi global," kata Wang.
Pewarta: Xinhua
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2024