New York (ANTARA News) - Kurs dolar AS menguat terhadap mata uang utama pada Senin (Selasa pagi WIB), dan naik terhadap yen Jepang karena spekulasi bahwa bank sentral Jepang (BoJ) mungkin akan memperluas lebih lanjut program stimulus moneter besar-besarannya.
Gubernur BoJ Haruhiko Kuroda pada Senin mengatakan bahwa bank sentral akan mempertahankan kebijakan moneter akomodatif sampai inflasi stabil pada dua persen dan bahwa ia tidak akan ragu untuk menyesuaikan kebijakannya, lapor Xinhua.
Dolar naik menjadi 103,09 yen dalam perdagangan Senin di New York, tingkat tertinggi dalam lebih dari enam bulan. Tingkat dolar/yen mencapai tingkat tertinggi tahun ini di 103,74 yen pada Mei.
Data ekonomi AS positif yang dirilis pada Senin juga mendukung dolar.
Sektor manufaktur AS meningkat pada November untuk bulan keenam berturut-turut, kata Institute for Supply Management (ISM) AS pada Senin. Indeks pembelian manajer (PMI) manufaktur naik menjadi 57,3 pada bulan lalu, tingkat tertinggi sejak April 2011.
Sementara itu, belanja konstruksi AS membukukan kenaikan 0,8 persen pada Oktober, kata Departemen Perdagangan pada Senin.
Pada akhir perdagangan New York, euro jatuh menjadi 1,3539 dolar dari 1,3583 dolar di sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,6347 dolar dari 1,6365 dolar. Dolar Australia jatuh menjadi 0,9100 dolar dari 0,9110 dolar.
Dolar dibeli 103,08 yen Jepang, lebih tinggi dari 102,43 yen dari sesi sebelumnya. Dolar naik menjadi 0,9086 franc Swiss dari 0,9067 franc Swiss dan meningkat menjadi 1,0635 dolar Kanada dari 1,0613 dolar Kanada.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013