Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI mengungkapkan bahwa perikanan ikan tuna Indonesia yang sudah tersertifikasi Marine Stewardship Council (MSC) menjadi bukti komitmen dukungan terhadap keberlanjutan perikanan.
Perwakilan dari Direktorat Pemasaran KKP Kaharuddin Sholeh saat peluncuran produk berlabel MSC di Ranch Market, Jakarta Selatan, Jumat, mengungkapkan Indonesia berkomitmen dalam melindungi kelestarian lingkungan serta ekonomi bagi nelayan tradisional.
"Capaian tuna Indonesia yang telah mendapat sertifikasi MSC ini sebagai dasar bagi Indonesia untuk menunjukkan kepada dunia mengenai komitmen tersebut," kata Kaharuddin.
Ia menyebutkan KKP bersama MSC sejak 2019 telah memulai kerja sama untuk membangun sektor kelautan perikanan, terutama perikanan tangkap berkelanjutan, serta mendukung produk perikanan ke pasar global.
Kerja sama tersebut, kata dia, telah banyak menghasilkan capaian, seperti telah adanya 40 unit pengolahan ikan (UPI) dan ritel yang memiliki sertifikasi pengawasan MSC.
Kemudian, kini di Indonesia ada dua restoran yang sudah berkomitmen terhadap olahan seafood berkelanjutan menyajikan menu berlabel MSC.
Selain itu, kata Kaharuddin, sebanyak 10 perikanan tuna Indonesia di bawah Asosiasi Perikanan Pole & Line dan Handline Indonesia (AP2HI) kini sudah memegang sertifikat MSC yang menjadi bukti praktik terbaik dalam perikanan berkelanjutan.
"Dan ada begitu banyak bimbingan yang telah dilakukan kepada stakeholder pelaku usaha perikanan lebih dari 400 pelaku usaha," tuturnya.
Direktur Program MSC Indonesia Hirmen Sofyanto di tempat yang sama memaparkan produk tuna berlabel MSC yang selama ini dijual di pasar global berasal dari nelayan yang menerapkan kaidah keberlanjutan dalam menangkap ikan.
"Pertama, dia (nelayan) tidak boleh menangkap ikan yang ukurannya terlalu kecil, ikannya harus didata, aktivitas penangkapannya tidak boleh merusak lingkungan," ujar Hirmen.
Kedua, kata dia, nelayan tersebut juga harus menggunakan kapal yang sudah terdaftar dalam sistem dari Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Ia menjelaskan MSC merupakan lembaga non-profit yang memiliki tujuan membangun sumber daya perikanan agar tetap lestari dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan mulai dari pemerintah, NGO, akademisi, hingga retail.
"MSC ingin mendorong semua pihak agar sumber daya perikanan tetap terjaga. Ini kita lakukan dengan berbagai cara, dengan membantu pemerintah dan memperkuat kapasitas stakeholder," tuturnya.
Menurut dia, lembaga yang berbasis di London, Inggris, itu juga ingin memastikan bahwa nelayan-nelayan turut melakukan upaya-upaya berkelanjutan.
"Sering kali MSC digunakan sebagai standar global, jadi menjadi standar perikanan terbaik dunia. MSC golden standar, perikanan skala kecil, dan besar, sehingga standarnya tetap terjaga," kata Hirmen.
Baca juga: Menggiring tuna agar jadi jagoan di kancah global dan nasional
Baca juga: Menteri KKP undang Turki investasi budi daya ikan tuna ke Indonesia
Baca juga: KKP berjuang perluas pangsa pasar tuna ke Jepang
Baca juga: Sekda Sultra lepas ekspor tuna dan kepiting Philipina dan Amerika
Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024