Jakarta (ANTARA News) - Bapak Musik Kontemporer Indonesia Slamet Abdul Sjukur memaparkan bahwa komponis besar asal Prancis, Claude Debussy pernah terpukau oleh gamelan Sunda yang pertama kali didengarnya tahun 1889.
"Banyak yang salah kaprah mengatakan kalau Debussy terpengaruh gamelan Jawa, padahal yang didengarnya tahun 1889 itu gamelan Sunda," kata Slamet dalam lokakarya "Debussy, Gamelan dan Salah Kaprah" di Gedung Kesenian Jakarta, Senin.
Slamet menceritakan pada tahun 1889 di Paris, Perancis diperingati "l’exposition universelle" yakni peringatan 100 tahun Revolusi Prancis di penjara Bastille.
"Saat itu satu tahunnya Perancis menjadi sebuah Republik setelah lama menganut sistem monarki, saat itu Belanda juga diundang ikut merayakan, secara tidak resmi Belanda ikut berpartisipasi dengan memamerkan teh hasil perkebunan Parakan Salak, dan sebagai penggembiranya, orang-orang dari perkebunan tersebut bermain gamelan bersama beberapa penari," kata Slamet.
Karena orang Belanda kurang familiar dengan budaya Indonesia, maka mereka membawa gamelan Sunda dengan pengiring penari Jawa.
"Kalau di telinga kita yang orang asli Jawa ya tidak kolu (enak) liat tandak Jawa diiringi gamelan Sunda, tapi karena Belanda tidak tahu ya mereka kira sama saja," katanya.
Pada saat itulah, Slamet mengatakan, Debussy terkagum-kagum menyaksikan pertunjukan itu.
Salah satu karya Claude Debussy yang mungkin familiar di telinga kita adalah lagu "Clair De Lune" yang dimainkan tokoh Edward Cullen dalam film Twilight.
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013