Jakarta (ANTARA News) - Pengamat ekonomi dari Economic Think Tank (Ec-Think) Indonesia Aviliani menyatakan suku bunga acuan BI Rate mestinya bisa turun pada tahun depan karena inflasi akan kembali pada pola normal.

"Kalau tahun depan (2014) mestinya turun ya. Karena kalau kita lihat inflasi tahun depan, jika kita lihat volatilitas (tingkat perubahan variabel) itu kan kembali kepada normalnya," ujar Aviliani saat ditemui dalam forum ekonom perbankan di Jakarta, Senin.

Pemerintah sendiri menargetkan inflasi pada 2014 sebesar 3,5-5,5 persen, namun sekalipun dalam kondisi pesimistis ia memperkirakan inflasi berada di level 6-6,5 persen.

"Inflasi 6-6,5 persen lah ya kalau kita worry (khawatir), dan BI rate harusnya ke arah 6,5-7 dong," katanya.

Namun, lanjutnya, kebijakan menurunkan BI rate tersebut membutuhkan keberanian dari Bank Indonesia sendiri yang telah menaikkan BI rate hingga 175 basis poin dalam enam bulan terakhir.

Menurutnya, BI juga perlu mempertimbangkan bahwa bank juga memiliki batas dalam merespon kebijakan BI rate.

"Jangan sampai demand side yang tadinya sudah bagus, perbankannya tidak bermasalah, gara-gara ini (kenaikan Bi rate) jadi kena," ujar Aviliani.

Dia menuturkan, pada November lalu, seharusnya BI tidak perlu menaikkan kembali BI rate karena pengaruh terhadap nilai tukar dinilai tidak besar di mana rupiah tetap mengalami depresiasi.

Ia menuturkan, pada April 2014, BI seharusnya bisa melakukan penurunan BI rate dengan pertimbangan pada Maret 2014 sudah ada kepastian penghentian stimulus moneter (tapering off) oleh Bank Sentral Amerika The Fed.

"Menurut saya setelah Maret itu harusnya sudah turun, karena Maret sudah ada kepastian dari eksternal, April harusnya sudah turun," kata Aviliani.

Aviliani menambahkan, dalam masa empat bulan ke depan pemerintah seharusnya dapat memanfaatkannya untuk menyelesaikan permasalahan fundamental yakni mengurangi defisit transaksi berjalan hingga ke level di bawah tiga persen. Dampaknya, Bank Indonesia juga dapat merespon dengan menurunkan suku bunga acuannya.

"Jadi sekarang aspek fundamental struktural itu diberesin jadi BI bisa lebih cepat untuk turun," ujar Aviliani.

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013