Kuala Lumpur (ANTARA) - Departemen Statistik Malaysia (DOSM) mencatat total perdagangan Malaysia senilai 244,5 miliar ringgit Malaysia (RM) atau menembus angka sekitar Rp830 triliun pada Maret 2024.
Kepala Statistik Malaysia Dato' Sri Dr Mohd Uzir Mahidin dalam pernyataan media dikeluarkan di Putrajaya, Jumat, mengatakan kinerja ekspor Malaysia pada Maret 2024 senilai RM128,6 miliar (sekitar Rp436 triliun), turun RM1 miliar atau sekitar Rp3,3 triliun (minus 0,8 persen) dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya.
Menurut dia, penurunan ekspor dipengaruhi oleh lebih rendahnya ekspor di sebagian besar negara bagian di Malaysia, di antaranya di Selangor ( minus RM2,1 miliar/minus sekitar Rp7,1 triliun), Wilayah Federal Labuan (minus RM1,6 miliar/minus sekitar Rp5,4 triliun), Melaka (minus RM686,2 juta/minus sekitar Rp2,3 triliun), Sabah (minus RM443. 8 juta/minus sekitar Rp1,5 triliun), Sarawak (minus RM260.9 juta/minus sekitar Rp885,9 miliar), Penang (minus RM129.8 juta/minus sekitar Rp440,7 miliar), Negeri Sembilan (minus RM118.5 juta/minus sekitar Rp402,3 miliar), Johor (minus RM44.6 juta/minus sekitar Rp151,4) dan Perlis (minus RM27 juta/minus sekitar Rp91,6 miliar).
Namun, Mohd Uzir Mahidin mengatakan nilai ekspor meningkat di Perak sebesar RM1,5 miliar (sekitar Rp5,09 triliun), Wilayah Federal Kuala Lumpur RM1,3 miliar (sekitar Rp4,4 triliun), Terengganu RM929,9 juta (sekitar Rp3,1 triliun), Pahang RM522 juta (sekitar Rp1,7 triliun), Kedah RM151,7 (sekitar Rp515,1 miliar) dan Kelantan RM36,2 juta (sekitar Rp122,9 miliar)
Penang tetap menjadi eksportir utama dengan kontribusi sebesar 32 persen, disusul Johor (20 persen), Selangor (16,9 persen), Sarawak (8,1 persen) dan Wilayah Federal Kuala Lumpur (4,5 persen).
Sementara itu, ia mengatakan kinerja impor Malaysia pada Maret 2024 mencapai angka RM115,8 miliar atau sekitar Rp393,2 triliun. Angka itu meningkat sebesar RM12,9 miliar atau sekitar Rp43,8 triliun (12,5 persen) dibandingkan bulan yang sama pada 2023.
Peningkatan impor, menurut dia, disebabkan oleh impor yang lebih tinggi di sebagian besar negara bagian, antara lain di Johor, Melaka, Negeri Sembilan, Wilayah Federal Kuala Lumpur, Selangor, Kedah, Pahang, Terengganu, Kelantan, Sabah dan Wilayah Federal Labuan.
Walau bagaimanapun, dia mengemukakan bahwa nilai impor turun di Penang, Perak, Sarawak dan Perlis.
Johor mendominasi impor Malaysia dengan kontribusi sebesar 27,9 persen, disusul Selangor 23,6 persen, Penang 19,2 persen, Wilayah Federal Kuala Lumpur 7,5 persen dan Kedah 5 persen.
Baca juga: Pemprov Kalbar: FMM perkuat perdagangan Kalbar-Malaysia
Baca juga: Indonesia dan Malaysia jajaki Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN-Mesir
Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024