...Kalau motivasi sudah ada, hasil belajar akan meningkat,”

Jakarta (ANTARA News) - Karya ilmiah dengan judul ‘Model Atom Hidrokarbon dari Kardus”, mengantarkan Jaka Satri, Guru Kimia dari SMKN 1 Air Napal Bengkulu Utara, berhasil menyandang gelar juara dalam lomba forum ilmiah guru tingkat nasional tahun 2013. Jaka bersama 11 guru berprestasi lainnya menerima penghargaan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, pada puncak peringatan Hari Guru Nasional (HGN) 2013.

“Karena saya guru kimia, saya membuat model atom hidrokarbon dari kardus untuk mengajarkan pokok bahasan hidrokarbon di SMK menggantikan molimod,” terang Jaka usai pelaksanaan puncak peringatan HGN 2013 digelar Rabu, (27/11) di Istora Gelora Bung Karno. Perhelatan yang dihadiri oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ibu Negara Ani Yudhoyono tersebut, sekalian menjadi peringatan hari ulang tahun PGRI ke-68.

Jaka berbagi cerita perjuangannya untuk sampai ke tingkat nasional. Seleksi berjenjang telah dilakoninya mulai dari kabupaten hingga provinsi sebelum akhirnya melaju ke tingkat nasional. Di tingkat nasional pun, Jaka menjalani seleksi lagi untuk merebut gelar juara.

“Di tingkat nasional, kita dipanggil untuk presentasi di depan juri. Dan ternyata hasilnya saya ditetapkan sebagai juara 1,” tuturnya bersemangat.

Pemilihan bahan ajar model atom hidrokarbon karya Jaka Satri ini dilatarbelakangi dari lokasi sekolahnya yang jauh di pelosok dan jauh dari sarana dan prasarana yang memadai. Apalagi untuk mata pelajaran kimia, materi atom hidrokarbon hanya akan menjadi materi abstrak jika tanpa alat peraga.

“Maka kemudian saya memanfaatkan media kardus, sehingga ‘atom’ yang tadinya abstrak menjadi lebih konkrit,” katanya.

Jaka mengaku telah mengembangkan model atom hidrokarbon ini sejak 2003. Model ini juga telah Ia pakai untuk pembelajaran jauh sebelum Ia berniat menjadikannya karya ilmiah dan diikutkan dalam lomba. Jaka juga mengaku, dirinya telah lima kali mengikutsertakan karyanya ini dalam lomba ilmiah, dan baru berhasil menjadi juara tahun ini.

Bentuk nyata hasil penggunaan alat itu, kata jaka, dilihat dari tiga indikator, yaitu aktivitas anak, respon anak, dan hasil belajar anak. Menurut dia, dengan media yang Ia kembangkan, aktivitas anak sangat bagus, mereka termotivasi untuk belajar. Jika selama ini guru hanya berceramah dengan mendikte, sekarang dia memegang langsung model atom hidrokarbon.

“Jadi benar-benar menarik, karena yang terpenting siswa termotivasi dulu. Kalau motivasi sudah ada, hasil belajar akan meningkat,” tuturnya.

Kepada rekan-rekan sejawatnya Jaka berpesan untuk tidak menyerah terutama saat membuat karya ilmiah. Karena di lapangan, banyak guru ketika membuat karya tulis kemudian diikut lombakan dan tidak menang, mereka langsung patah semangat.

“Kalau saya jujur, sudah lima kali ngirim ga lolos-lolos. Tapi saya belajar dari kesalahan, apa kekurangan saya sempurnakan. Saya kirim lagi, dan alhamdulillah lolos jadi juara 1,” kata Jaka.
Ia juga mengajak kepada para guru untuk terus berkreasi, karena anak-anak kita butuh kreativitas dari guru. Yang terpenting, katanya, jangan membuat karya tulis itu hanya untuk lomba, tapi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di sekolah. (AR). (ADV)

Pewarta: Advertorial
Editor: Copywriter
Copyright © ANTARA 2013