Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar-bank Jakarta, Jumat pagi, melemah tipis lima poin menjadi Rp9.130/9.135 dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.125/9.140 per dolar AS, di tengah aktifitas pasar valuta asing masih lesu.
"Lesunya pasar, karena sebagian besar pelaku lokal sedang menunggu pernyataan Ketua Bank Sentral AS untuk mendapatkan kepastian mengenai pertumbuhan ekonomi AS," kata Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan rupiah masih tertekan, apalagi mata uang AS itu mendapat dukungan di pasar global, setelah indeks data konsumen Jepang melemah dari perkiraan sebelumnya.
"Akibatnya dolar AS terhadap yen maupun euro menguat, karena itu, rupiah sampai saat ini masih terkoreksi, meski tidak besar," katanya.
Rupiah, menurut dia, berpeluang naik pada pekan depan, melihat tekanan pasar semakin berkurang, setelah sepanjang pekan ini terkoreksi, sehingga posisinya berada di atas level Rp9.100 per dolar AS.
"Kami optimistis melihat tekanan pasar yang terus berkurang, maka peluang rupiah untuk menguat akan kembali terjadi, sehingga mata uang lokal itu yang diperkirakan pada akhir tahun ini akan berada di bawah level Rp9.000 per dolar AS akan terjadi," katanya.
Apalagi, lanjutnya, pemerintah saat ini terus berbenah diri untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik pada tahun depan yang ditargetkan sebesar 6,3 persen.
Upaya ini juga diikuti dengan kebijakan Bank Indonesia yang terus menurunkan BI Rate yang saat ini sudah mencapai 11,75 persen untuk mendukung pergerakan roda ekonomi yang lebih baik, katanya.
Menurut dia, rupiah saat ini memang masih terkoreksi, namun pergerakan mata uang lokal itu dinilai masih stabil, karena berada dalam kisaran yang tidak jauh antara Rp9.000 per dolar AS sampai Rp9.100 per dolar AS. (*)
Copyright © ANTARA 2006