Pelaksanaan SKDU di Bali dilakukan terhadap 130 pelaku usaha yang tersebar di Provinsi Bali yang mewakili 17 kategori lapangan usaha,
Denpasar (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Bali menyebut pada triwulan I 2024 ini kinerja kegiatan dunia usaha di Bali tetap kuat, mengacu pada hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang menyasar pada 130 pelaku usaha.
"Pelaksanaan SKDU di Bali dilakukan terhadap 130 pelaku usaha yang tersebar di Provinsi Bali yang mewakili 17 kategori lapangan usaha," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja di Denpasar, Kamis.
Kinerja kegiatan dunia usaha di Bali tetap kuat pada triwulan I 2024 ini tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 43,55 persen. Hasil SKDU Bali pada periode laporan juga lebih tinggi dibandingkan dengan SKDU yang dilakukan secara nasional. Namun pada triwulan I 2024 ini sedikit lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 48,94 persen.
Baca juga: BI: Kegiatan dunia usaha meningkat pada triwulan I-2024
Menurut Erwin, kegiatan usaha di Bali masih tumbuh seiring dengan terjaganya permintaan masyarakat saat Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Galungan, Kuningan, Nyepi, dan Ramadhan.
"SKDU merupakan survei triwulanan yang bertujuan memberikan gambaran mengenai kondisi perkembangan keuangan dunia usaha, memberikan indikasi arah perkembangan perekonomian, serta memberikan informasi mengenai ekspektasi pelaku usaha terhadap perkiraan inflasi," ujarnya.
Erwin menyampaikan kinerja SKDU Bali ditopang oleh beberapa lapangan usaha (LU) yang meningkat, antara lain Pertanian, Kehutanan dan Perikanan seiring dengan mulai masuknya periode panen di akhir triwulan I 2024.
Kemudian Lapangan Usaha Perdagangan Besar dan Eceran dan Reparasi Mobil dan Motor sejalan dengan periode HBKN dan berlangsungnya proses pemilu; serta Industri Pengolahan seiring dengan tersedianya kapasitas penyimpanan dan sarana produksi.
Baca juga: MPR: Keterlibatan perempuan di dunia usaha dan politik harus meningkat
Sementara itu, lapangan usaha lainnya mengalami fase kontraksi mengingat pada triwulan I merupakan periode "low season" kedatangan wisatawan nusantara setelah liburan akhir tahun.
Erwin menambahkan kapasitas produksi terpakai oleh dunia usaha di Bali pada triwulan I 2024 sebesar 75,63 persen, relatif stabil dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 76,45 persen.
Penggunaan tenaga kerja juga terindikasi tetap kuat disertai kondisi keuangan dunia usaha yang membaik pada seluruh aspeknya, yaitu aspek likuiditas dan rentabilitas (kemampuan perusahaan untuk mencetak laba) serta akses pembiayaan yang lebih mudah.
Ke depan, responden memprakirakan kegiatan dunia usaha triwulan selanjutnya meningkat dengan SBT sebesar 74,90 persen. Hal ini terutama didorong oleh LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, LU Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, serta LU Konstruksi.
"Peningkatan tersebut diprakirakan sejalan dengan periode 'peak season' wisatawan nusantara pada periode HBKN Idul Fitri dan periode libur sekolah tengah tahun," kata Erwin.
Di sisi lain, LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan meningkat sejalan dengan musim panen komoditas tanaman pangan, sementara LU Konstruksi diprakirakan juga meningkat didorong oleh penyerapan anggaran yang lebih baik menjelang pertengahan tahun.
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2024