Padang (ANTARA) - Menteri Koordinator (Menko) bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy menekankan pentingnya masyarakat untuk memiliki sikap siap siaga dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan bencana alam.
"Memiliki kesiapan untuk selamat perlu diupayakan masyarakat dengan membangun sense of safety atau sense of defence di tengah kelompok masyarakat," kata Menko PMK Muhadjir Effendy di Padang, Kamis.
Menurut Menko PMK, dengan menguasai dua hal itu maka di manapun masyarakat berada secara otomatis dapat mengenali risiko termasuk mengambil tindakan antisipasi terkait dampak bencana.
Sikap selalu siap terhadap kemungkinan dampak bencana hanya dapat terwujud apabila masyarakat teredukasi cara mengenali risiko bahaya, termasuk upaya penyelamatan diri. Tidak hanya upaya penyelamatan di tempat tinggal sendiri, namun masyarakat juga harus familiar dengan berbagai risiko bencana yang sewaktu-waktu dapat terjadi.
Keterlibatan unsur pentahelix diperlukan untuk menyiapkan langkah kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam. Misalnya diskusi atau seminar tentang kebencanaan yang menghadirkan pakar atau orang yang paham terkait bencana.
Sebagai negara yang berada di kawasan cincin api atau ring of fire yang membentang dari tepian pasifik Amerika Selatan hingga Selandia Baru, Indonesia menjadi negara yang rawan diterjang bencana alam.
"Pusat rawan bencana itu ada di sekitar Indonesia dan Jepang," kata dia.
Lebih detail, di antara cekungan cincin api tersebut Provinsi Sumatera Barat termasuk salah satu wilayah yang berada di dalamnya. Artinya, Ranah Minang mempunyai frekuensi bencana paling tinggi.
Bahkan, di sekitar kawasan cincin api tersebut terdapat sekitar 300 gunung api aktif di mana 146 di antaranya berada di Indonesia. Mengingat tingginya risiko bencana alam, pemerintah mengimbau masyarakat untuk selalu waspada.
Baca juga: Menko PMK ingatkan Sumbar serius rancang pencegahan bencana alam
Baca juga: Menko PMK minta pemda kenali tipologi kebencanaan masing-masing daerah
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024