Setiap tahun ada 1,7 juta pernikahan, dan dari jumlah pernikahan tersebut, masih sering ditemui pasangan yang belum mempersiapkan kehamilan

Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr. Hasto Wardoyo mengingatkan calon pengantin, utamanya perempuan untuk memeriksa potensi kekurangan darah merah (anemia) sebelum menikah, mengingat masih banyak calon pengantin perempuan yang terdeteksi terkena penyakit tersebut setelah melalui proses skrining.

"Persentase yang anemia masih 20 persen (anemia ringan, sedang, dan berat). Jadi sebetulnya kalau yang menikah di-skrining betul, banyak yang bisa ditangkap (ditangani) di tingkat hulu. Intinya, kalau mau hamil harus sehat dulu," kata Hasto dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2024 di Jakarta, Kamis.

Baca juga: Pakar UGM: Anemia aplastik akibat obat sakit kepala jarang terjadi

Ia mengemukakan, setiap tahun ada 1,7 juta pernikahan, dan dari jumlah pernikahan tersebut, masih sering ditemui pasangan yang belum mempersiapkan kehamilan.

"Perhatian terhadap prakonsepsi (perawatan sebelum kehamilan) itu masih rendah sekali, sehingga perhatian terhadap prakonsepsi ini menjadi penting. Saya sering ingatkan, jangan hanya foto pre-wedding saja, tetapi periksa kandungan sel darah merah atau hemoglobin (HB) tidak dilakukan. Ini yang perlu diubah pola pikirnya," ujar dia.

Ia menyebutkan, dari 1,5 juta pasangan yang menikah di tahun 2023, yang bersedia mengukur lingkar lengan dan berat badannya sebanyak 613.113 calon pengantin.

"Dari jumlah calon pengantin 613 ribu itu masih banyak yang terlalu kurus yaitu 140.163 calon pengantin," tuturnya.

Baca juga: Anak obesitas berisiko tinggi mengalami defisiensi zat besi

Hasto juga menyampaikan apresiasinya atas arahan Wakil Presiden terkait syarat sertifikat elektronik siap nikah dan siap hamil (elsimil) bagi pengantin sebelum menikah.

Sementara itu, Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin meminta seluruh pihak terkait untuk memastikan agar potensi bonus demografi sebagai salah satu modal mewujudkan Indonesia Emas 2045 dapat terkelola dengan baik.

"Pekerjaan rumah selanjutnya adalah bagaimana memastikan potensi bonus demografi ini bisa terkelola dengan baik. Tentu kita inginkan sumber daya manusia yang ada nantinya betul-betul menjadi aset dan kekuatan bangsa," jelas Wapres Ma'ruf Amin.

Wapres juga menyampaikan dengan jumlah penduduk usia produktif diproyeksikan dekati angka 70 persen dari total populasi, bisa dikatakan modal besar menuju Indonesia Emas 2045 sudah dimiliki Indonesia.

Baca juga: Ahli jelaskan penyebab seseorang terkena anemia aplastik

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2024