Kalau hanya memenuhi salah satu standar saja, jelas kami tidak memanggilnya. Jangankan satu, meski pemain itu lolos tiga standar, dan satunya tidak sesuai dengan harapan, dipastikan dicoret. Buat apa skill bagus dan fisik serta kecepatan luar biasa,Surabaya (ANTARA News) - Pelatih Tim Nasional Under 19 Indra Sjafri membidik pemain-pemain muda potensial di Surabaya, Jawa Timur, untuk memperkuat Timnas U-19.
"Di Lapangan Karanggayam, Minggu (1/12) pagi, saya dan tim pelatih akan melihat potensi pemain muda dari Surabaya," katanya usai menjadi pembicara pada Kuliah Tjokroaminoto untuk Kebangsaan dan Demokrasi di Universitas Airlangga Surabaya, Sabtu.
Sebelum ke Surabaya, pihaknya sudah melakukan seleksi dan mencari bibit pemain di Kota Batu. Namun, lebih dari 100 pemain yang mengikuti seleksi, tim pelatih mengaku belum puas karena tidak sesuai dengan standar yang diharapkan.
"Khusus Kota Batu, kami tidak menemukan pemain yang layak untuk bergabung. Sekarang kami mencarinya di Surabaya, kemudian pekan berikutnya berencana ke Tangerang dan Denpasar," kata pria kelahiran Sumatera Barat, 2 Februari 1963, tersebut.
Indra menjelaskan, untuk menjadi salah satu anggota di Timnas U-19, pemain harus lolos empat standar yang ditetapkan pelatih. Masing-masing, skill atau keahlian bermain sepak bola, kemampuan taktik di lapangan, kekuatan fisik, serta memiliki mental luar biasa.
"Kalau hanya memenuhi salah satu standar saja, jelas kami tidak memanggilnya. Jangankan satu, meski pemain itu lolos tiga standar, dan satunya tidak sesuai dengan harapan, dipastikan dicoret. Buat apa skill bagus dan fisik serta kecepatan luar biasa, tetapi mental jelek," katanya.
Indra Sjafri berpendapat bahwa sistem yang sudah terkoordinasi di Timnas U-19 membuatnya mudah untuk menjalankan tugas.
Pihaknya juga memastikan tidak ada intimidasi maupun intervensi dari siapa pun dalam mengelola tim yang menjuarai Piala AFF 2013 tersebut.
Ia juga mengutarakan alasan mengapa tidak semua daerah didatangi seperti halnya mencari bibit-bibit pemain Timnas U-19 silam.
Menurut dia, waktu yang tidak mencukupi menjadi alasan terpenting serta kota yang dekat dengan bandara udara menjadi prioritasnya.
"Ini karena saya harus memimpin latihan Senin--Sabtu di Pelatnas jangka panjang. Tidak seperti dahulu yang tidak ada Pelatnas. Akan tetapi, kami tetap yakin masih banyak pemain-pemain berbakat dan potensial di pelosok Tanah Air ini," kata pria 50 tahun itu.
Rencana berikutnya, mantan Pemain PSP Padang era 1980-an tersebut mengaku masih akan mendiskusikannya dengan Badan Tim Nasional (BTN) pada bulan Desember ini.
Ia mengatakan bahwa Evan Dimas dkk. akan mengasah kemampuannya di luar negeri, mulai Timur Tengah hingga Eropa, sebelum akhirnya kembali ke Tanah Air mengikuti turnamen mini di Yogyakarta yang disiapkan khusus menghadapi putaran final Piala Asia 2014. (KR-FQH/D007)
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013