Dari sektor on-farm, aspek pemulihan memegang kunci dalam peningkatan kualitas dan kuantitas tanaman tembakauJakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendorong percepatan produksi tembakau lokal melalui pemuliaan tanaman agar tahan terhadap anomali cuaca hingga penyakit.
"Dari sektor on-farm, aspek pemulihan memegang kunci dalam peningkatan kualitas dan kuantitas tanaman tembakau," kata Kepala Pusat Riset Tanaman Perkebunan BRIN Setiari Marwanto di Jakarta, Rabu.
Marwanto menuturkan tanaman tembakau telah berkembang seiring dengan pertumbuhan peradaban di Indonesia.
Saat ini tembakau telah dibudidayakan di 15 provinsi yang tersebar di Pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi, Bali, Madura hingga Nusa Tenggara dengan luas area 228 ribu hektare.
Baca juga: BRIN rakit varietas tembakau tahan banjir
Baca juga: Pekerja seni minta aturan tembakau di RPP Kesehatan dikaji ulang
"Industri ini berhasil menyediakan lapangan pekerjaan dengan jumlah yang signifikan dan berkontribusi terhadap pembangunan daerah," katanya.
Pada 2023, industri tembakau menyumbang Rp218 triliun dari pita cukai rokok.
Industri tembakau perlu diperbaiki secara menyeluruh baik di level on-farm maupun off-farm untuk mendorong peningkatan hasil tembakau agar industri tembakau bisa eksis secara berkelanjutan.
"Namun, hal itu tidak mudah karena banyak sekali tantangan mulai dari produktivitas yang belum optimal hingga kebijakan kontraproduktif terkait dengan kesehatan masyarakat," papar Marwanto.
BRIN kini berusaha menciptakan varietas baru tanaman tembakau yang mampu tahan terhadap anomali cuaca, seperti La Nina yang menimbulkan genangan atau banjir.
Lokasi penelitian varietas tembakau toleran genangan itu terletak di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.
Baca juga: PTPN I Regional 4 targetkan luas tanam tembakau ekspor 750 ha di 2024
Baca juga: Pemerintah diminta optimalkan potensi tembakau alternatif
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024