Bandung (ANTARA News) - Akibat merebaknya virus flu burung sejak 2003, Indonesia mengalami kerugian 170 juta dolar AS disebabkan pemusnahan dan kematian unggas. "Kerugian ini belum termasuk penanganan manusia yang terjangkit flu burung, serta korban manusia yang meninggal dunia karena flu burung", kata Dirjen Kerjasama ASEAN Departemen Luar Negeri, Dian Triansyah Djani, di Bandung, Kamis. Menurut dia, dalam jumlah kerugian unggas, Indonesia masih di bawah Thailand yang menderita kerugian sebesar 1,2 miliar dolar AS dan Vietnam 200 juta dolar AS. Tetapi dalam segi penjangkitan terhadap manusia, Indonesia berada di urutan paling atas, dengan 60 orang positif flu burung dan 50 di antaranya meninggal dunia. Padahal dengan kerugian unggas sangat besar, kata Dian, korban manusia di Thailand hanya 15 orang meninggal, di Vietnam 42 jiwa dan Kamboja 6 jiwa. Ia mengemukakan, perhatian negara-negara di dunia terhadap penyebaran dan penanganan flu burung sudah sangat besar. Salah satunya adalah komitmen 25 negara dan organisasi internasional untuk membantu dengan dana senilai 1,9 miliar dolar AS dalam bentuk tunai dan bantuan teknis. Jepang juga memberi perhatian besar, dengan merealisasikan bantuan dari pemerintahnya senilai 46,8 juta dolarv AS yang digunakan untuk penanggulangan flu burung di ASEAN, katanya. Ia menyebutkan dana itu juga termasuk stockpiling of Tamiflu dan pengadaan baju dan peralatan lindung. Menurut Dian, skema bantuan dan kerjasama internasional hanya akan berjalan baik, bila Indonesia melakukan langkah nyata dalam mengimplementasikan strategi nasional penanggulangan flu burung. Oleh karena itu, katanya, Indonesia perlu terus mendorong kerjasama dan pertukaran pengetahuan dan pengalaman antar negara ASEAN dan negara lain di dunia karena kasus flu burung akan mempengaruhi citra Indonesia di dunia Internasional yang berdampak negatif terhadap pariwisata dan ekonomi. Sementara itu, Asisten Khusus Sekjen ASEAN (Special Assisten to Secretary General of ASEAN) Azmi Mat Akhir, mengatakan, saat ini di ASEAN hanya tiga negara yang bebas flu burung, yakni Singapura, Brunei Darussalam dan Philipina, sedangkan Kamboja, Laos dan Malaysia, kasus flu burung baru merebak sebatas unggas. "Penanganan flu burung di setiap negara berbeda-beda, tergantung karakteristik dan geografisnya. Vietnam beruntung karena mudah memaksa melakukan depopulasi, dan dalam waktu singkat bisa menekan outbreak flu burung", katanya. Indonesia sendiri, lanjut Azmi, untuk penanganan flu burung sudah menjalin kerjasama dengan negara-negara ASEAN yang dimulai dari Ministerial Meeting on Combating the Spread of AVIAN Influenza di Bangkok, Thailand, 28 Januari 2004 dan di tingkat Internasional, Indonesia juga mengikuti International PledgingConference on Avian and Human Pandemoc Influenza pada Januari 2006 lalu di China.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006