Bandung (ANTARA News) - Pemerintah melakukan langkah-langkah strategis untuk menekan nilai tukar rupiah yang bergejolak hingga menyentuh Rp12.000, kata Menperin Mohamad S Hidayat.
"Saat ini kabinet tim ekonomi sedang fokus akan mengeluarkan regulasi untuk mengurangi impor dan meningkatkan ekspor. Jadi misalnya kalau mengurangi impor akan ada peraturan Menteri Keuangan soal PPh impor. Untuk semua impor. Untuk bahan baku akan ada kualifikasi," katanya sebelum menjadi Keynote Speaker dalam diskusi Forum Ekonomi Jawa Barat di Bandung, Jumat.
Menperin mengungkapkan kebijakan tersebut akan diumumkan pekan depan. Pemerintah, lanjutnya, akan berupaya menurunkan rupiah pada level ideal Rp11.500.
Sebelumnya, nilai tukar rupiah Jumat pagi pukul 09.45 WIB berada pada posisi Rp11.981 per dolar AS. Nilai tersebut menguat sebesar 46 poin dari nilai yang ditransaksi antarbank di Jakarta, sebelum pukul 09.45 WIB, yakni pada posisi Rp12.018 per dolar AS.
"Memang ada problem kalau rupiah terus bertengger di angka Rp12.000, impor bahan baku menyebabkan cost kita meninggi" katanya.
Seperti diketahui industri di Indonesia cukup banyak yang masih bergantung pada bahan baku impor. Semakin lemah nilai tukar rupiah, semakin anjlok nilai tukar rupiah terhadap dolar akan berdampak pada pembelian bahan baku impor tersebut.
Menperin menjelaskan saat ini pihaknya bersama Menkeu, Menko Perekonomian dan beberapa menteri dalam sepekan ini akan fokus mengeluarkan regulasi baru dalam bentuk Peraturan Menteri Keuangan dan menyiapkan Peraturan Pemerintah untuk memberi insentif bagi pengusaha.
"Bentuknya misalnya memberikan rangsangan atau insentif bagi para pengusaha yang mendapat profit tetapi untuk investasi kembali di sini tidak repatriasi akan diberi rangsangan agar mereka tetap di sini," kata Menperin.
Pewarta: Desy Saputra
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013