Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Riau, Kemal Amas kepada Antara di Pekanbaru, Jumat, mengatakan anak singa tersebut adalah satu-satunya yang selamat dalam proses kelahiran dari induk betina yang bernama Erna.
"Induk singa sebenarnya melahirkan tiga anak dengan jarak tiga jam tiap kelahiran. Namun, hanya seekor singa yang selamat sampai sekarang," kata Kemal.
Menurut dia, kelahiran anak singa Afrika ini adalah yang pertama kali terjadi di Riau. Bayi singa itu merupakan hasil perkawinan induk jantan bernama Simba (15) dan betina bernama Erna (14).
Simba merupakan singa yang didatangkan dari kebun binatang di Surabaya, sedangkan sang betina dari kebun binatang di Siantar, Sumatera Utara.
"Singa kedua yang lahir mati karena terinjak oleh induknya sendiri. Sedangkan, singa yang terakhir mati karena lahir dalam kondisi prematur," ujarnya.
Ia mengatakan, pihaknya akan terus memonitor dan memberi asistensi untuk perkembangan anak singa itu karena Kebun Binatang Kasang Kulim merupakan binaan dari BBKSDA Riau.
Hanya saja, ia mengatakan anak singa yang belum berusia seminggu itu belum diberi nama.
"Kami takut nanti kalau diberi nama sekarang malah mati. Jadi kami tunggu sampai kondisinya benar-benar kuat untuk bertahan, tapi untuk namanya sudah diusulkan," ujarnya.
"Kami cukup senang dengan kelahiran anak singa ini, berarti kebun binatang sudah berhasil menjalankan fungsinya sebagai lembaga konservasi untuk meningkatkan populasi satwa melalui pengembangbiakan," katanya.
Berdasarkan lama wikipedia, singa adalah seekor hewan dari keluarga felidae atau jenis kucing. Singa merupakan hewan yang hidup dalam kelompok. Biasanya terdiri dari seekor jantan dan banyak betina.
Berat Singa jantan bisa mencapai 150-250 kilogram, sedangkan singa betina beratnya 120-185 kilogram. Satwa predator itu bisa hidup mencapai 10 sampai 15 tahun di hutan, sedangkan jika dipelihara bisa sampai 20 tahun lebih.
Populasi Singa Afrika kini juga terus menurun karena perburuan dan makin sempitnya wilayah hidup mereka karena populasi manusia makin bertambah.
Dalam jurnal Biodiversity and Conservation terbitan 2 Desember 2012 lalu, jumlah singa yang ada di sabana Afrika kini berkurang drastis.
Hanya 32.000-35.000 ekor yang tersisa. Polulasi singa menurun drastis dibandingkan lima dekade yang lalu di tahun 1960-an, para ilmuwan mengestimasi singa Afrika mencapai 100.000 ekor.
Dari 67 area terisolasi di seluruh Benua Afrika dimana singa masih bisa bertahan hidup, hanya sepuluh yang memenuhi syarat, yakni area tersebut berlokasi empat di timur dan enam di selatan Afrika.
Pewarta: FB Anggoro
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013